BBKSDA pertemukan pengelola Bonbin Bandung dengan Yayasan Scorpion

user
Farah Fuadona 22 Januari 2017, 09:56 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mempertemukan pihak pengelola Kebun Binatang Bandung (KBB) dengan Yayasan Scorpion Indonesia dengan pengelola. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas salah satu koleksi beruang madu di KBB yang mendapat sorotan berbagai pihak lantara kondisinya kurus dan memakan fesesnya sendiri.

Pertemuan tersebur digelar di kantor Yayasan Margasatatwa Tamansari Bandung, Jalan Tamansari, Sabtu (21/1). Dalam pertemuan tersebut hadir Kepala Investigasi dari Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano, Humas Bonbin Bandung serta Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau.

"Saya sebagai kepala balai yang baru, hari ini kami mencoba untuk membuka 'sumbatan' dalam artian komunikasi, menjembatani supaya dicari penyelesaian yang baik. Dari kondisi itu kemudian karena sudah kemana-mana ditanya kemudian saya kumpulan hari ini dan mudah-mudahan bisa menjembatani pemerintah, pengelola, pemberi izin konservasi dan sekjen PKBSI, dan pemerhati anaimal walfare bisa berkomunikasi dnegan baik dan secara cepat memahami apa yang menjadi kendala-kendala," ujar Kepala BBKSDA Jawa Barat, Sustyo Iriyono kepada wartawan.

Sustyo mengatakan, bahwa pihaknya saat ini masih mengumpulkan data-data terkait pemeriksaan satwa secara menyeluruh di Bonbin Bandung. Pihak pengelola bonbin pun telah menyampaikan rencana kerja tahunan (RKT) terkait pengelolaan satwa pasca kematian gajah Yani 2016 lalu.

"Dari progres itu saya kumpulkan data-data dan Alhamdulilah memang Pak Sudaryo ini sudah menyampaikan RKT yang sudah online dengan resep Pak Tony Sekjen PKBSI. Maka saya buka diskusi hari ini, harapan saya setelah hari ini semua ada penyelesaian-penyelesaian. Pak Tony diutus oleh Bu menteri dan saya bagian dari sistem kementerian juga harus nanti menyampaikan laporan yang jadi pertimbangan Bu menteri memotret secara obyektif. Sehingga diberikan satu skema penyelesaian yang baik dan objektif," katanya.

Sustyo yang baru menjabat beberapa pekan di BBKSDA Jabar ini berharap ada perbaikan ke depan. Pihak pengelola harus memperhatikan kesejahteraan hewan. Jangan sampai masalah ini terus terjadi berlarut-larut.

"Intinya ingin ada perbaikan kedepan dan tak kehilangan kontek persoalannya. Sehingga beruangnya tak ada kemajuan hebohnya kemana-mana yang sudah kehilangan konteks. Semua sudah mengerjakan tugas sesuai dengan fungsinya hanya mungkin komunikasi tidak dishare secara semestinya," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Investigasi dari Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano, meminta pihaknya turut dilibatkan dalam pemeriksaan beruang di Bonbin Bandung yang menjadi sorotan berbagai pihak. Dia juga meminta ada tim dokter hewan independen agar hasil pemeriksaan yang dilakukan fair

"Kami minta ada tim dokter hewan independen bersama tim untuk mengkaji secara keseluruhan, kesehatan, perilaku, kelayakan kandang beruang dan lain-lain. Supaya lebih fair hasilnya," katanya.

Menurut Marison, kondisi beruang di Bonbin Bandung mengalami perubahan namun perubahan yang dilakukan oleh pihak pengelola dinilainya tidak berdampak signifikan sejak pihaknya mengambil video beruang pada 2016 lalu

"Ada perubahan tapi tidak signifikan termasuk kandang, sering kita temui keruh. Empat ekor dengan tempat sekecil itu bila dikasih makan ada kompetisi. Apabila dikasih makan dan yang lemah ini otomatis bisa tersisihkan. Mungkin aja kasih makanya pas tapi karena ada kompetisi yang ada makanya yang satu enggak maksimal," ucapnya.

Di tempat yang sama, Humas Bonbin Bandung, Sudaryo mengatakan, pihaknya terus berbenah sejak kematian Gajah Yani. Semua satwa di bonbin Bandung diperiksa kondisinya termasuk beruang madu yang saat ini menjadi sorotan banyak pihak.

"Sesuai dengan advice PKBSI, bahkan tanggal 16 terakhir ke sini kalau ini ada overweight dan lain-lain. Dengan penjelasan kepala balai dan Sekjen PKBSI, saya berharap masyarakat bisa memahami mana yang sebenarnya. Kemudian kaitan kandang, kami sebagai pengelola punya rencana membangun mana dulu prioritas. Pembenahan yang sudah dilakukan beberapa kandang, jalan, gate 3. Nah tahun ini sudah nmelakukan RKT (rencana kerja tahunan ) kepada BKSDA diantaranya itu perbaikan ke depan," ujar Sudaryo.

Kredit

Bagikan