Ternyata ini penyebab beruang madu di Bonbin Bandung kurus
Bandung.merdeka.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mengungkapkan, bahwa kondisi Kardit, beruang madu jantan yang menjadi sorotan berbagai pihak lantaran badannya kurus, ternyata pernah teridentifikasi mengidap cacingan. Hal ini terungkap dari pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter hewan Taman Safari Indonesia (TSI) pada 11 - 16 Mei 2016 lalu.
Kepala BBKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono mengatakan, sejak kematian Gajah Yani pada Mei 2016 lalu, Balai Besar KSDA Jawa Barat telah menyampaikan surat ke Taman Safari Indonesia terkait dengan bantuan dokter hewan dan tenaga manajemen pengelolaan satwa untuk melakukan pengecekan seluruh koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Tim Dokter Hewan dari TSI dari tanggal 11-17 Mei 2016 kondisi dan kesehatan satwa koleksi di Kebun Binatang Bandung, dari semua jenis satwa yang diperiksa, khusus untuk jenis Beruang Madu (Helarctos malayanus) dari 11 (sebelas) ekor Beruang Madu (Helarctos malayanus), hanya 1 (satu) ekor Beruang Madu (Helarctos
malayanus) berjenis kelamin jantan, dengan estimasi usia sekitar 20 tahun, memperlihatkan kondisi tubuh yang kurus yang menunjukan investasi parasit.
"Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel feses, menunjukan positif (+) larva cacing," ujar Sustyo kepada Merdeka Bandung saat ditemui di kantornya, Jumat (20/1).
Menurut dia, Taman Safari Indonesia kembali menugaskan tim dokter pada 19-20 Mei 2016. Hasil pengecekan terhadap 1 (satu) ekor Beruang Madu yang kurus, disarankan untuk dilakukan evaluasi pakan, penimbangan jumlah intake, jumlah feses, memisahkan satwa saat makan, dan terapi enzym serta suplemen.
Selanjutnya kata Sustyo, pada 25-26 Mei 2016 tim dokter hewan Taman Safari Indonesia memeriksa satwa di Kebun Binatang Bandung khususnya terkait Beruang Madu (Helarctos malayanus) dinyatakan gejala kekurusan dan memakan feses sendiri. Dan saran treatmen dari tim dokter hewan untuk Kebun Binatang Bandung yakni evaluasi pakan dan perbaikan pakan, diisolasi di kandang dalam (kandang tidur) untuk observasi dan pemantauan nafsu makan, dikeluarkan di kandang pamer bergantian dengan 3 ekor lainnya, pemberian multivitamin selama 1 bulan dan pemberian nutriplus gel.
Sustyo menjelaskan, dari hasil pengecekan sementara yang dilakukan oleh Tim Pulbaket Balai Besar KSDA Jawa Barat terhadap Beruang Madu (Helarctos malayanus)Â pada tanggal 18 Januari 2017, diperoleh hasil bahwa kondisi 10 (sepuluh) ekor Beruang Madu (2 ekor jantan, 8 ekor betina) dalam keadaan sehat dan beraktivitas normal. Kondisi 1 (satu) ekor Beruang Madu kurus (Jantan), usia sudah 25 tahun, terlihat beraktivitas normal.
Adapun mengenai kondisi kesehatan terkini, kata Susatyo, dapat dipastikan setelah pemeriksaan secara menyeluruh oleh Dokter Hewan yang berkompeten (PKBSI/TSI). Pihaknya masih menunggu laporan terbaru dari tim dokter hewan yang masih melakukan pemeriksaan.
"Kami menugaskan Tim Pulbaket Balai Besar KSDA Jawa Barat ke Kebun Binatang Bandung. Pengambilan langkah-langkah konkret dan proporsional selanjutnya, didasarkan atas hasil laporan lengkap dari Tim Pulbaket Balai Besar KSDA Jawa Barat ," ungkapnya.
Susatyo menambahkan, pihaknya akan meminta Kebun Binatang Bandung untuk melakukan ekspose pengelolaan koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung pada hari Senin, tanggal 23 Januari mendatang. Salah satu tujuannya dalam rangka klarifikasi  mengenai Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang kurus dan kelaparan.