Perangi konten negatif di sosmed, ustaz diharapkan dakwah digital

user
Muhammad Hasits 19 Desember 2016, 18:05 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Konten-konten negatif bernada provokasi, hampir setiap hari menghiasi dunia maya. Ragam informasi, komentar saling serang dan saling menjelekkan menjadi pemandangan biasa dijumpai di dunia maya. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan tersendiri bagi masyatakat, termasuk Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, pria yang akrab disapa Emil ini mendorong kepada para ulama dan para ustaz untuk melakukan dakwah digital di dunia maya. Dakwah digital ini dilakukan dengan memanfaatkan media-media digital untuk menyebarkan materi-materi dakwah.

"Edukasi ini penting, maka kemarin saya hadiri istigosah forum silaturahmi ormas Islam di Cibiru. Di dalamnya saya berikan pesan terus rangkul organisasi organisasi keislaman.  Pertama dengan memulai dakwah digital. Jadi para ulama, ustaz itu mengajari jangan hanya secara fisik tapi di dunia maya juga," ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Senin (19/12).

Emil menilai, saat ini di dunia maya terutama media sosial banyak diisi komentar-komentar negatif yang cenderung ke arah provokasi. Sehingga dibutuhkan peran ulama untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan secara digital.

"Karena dunia maya ini menurut Saya lebih banyak diprovokasi oleh energi negatif dibanding counter positif.  Kita kekurangan konten. Jadi saya imbau MUI dan ormas Islam memimpin pasukan dakwah digital agar punya konten-konten positif meng-counter konten negatif," ungkapnya.

Emil menambahkan, pihaknya juga mengimbau kepada para ulama dan ustaz agar fasih berbahasa Inggris. Hal ini agar ulama-ulama dari Indonesia dapat berbicara banyak di pentas internasional, terutama soal isu-isu Islam.

"Jadi harus jago bahasa Inggris khususnya ustaz muda, agar isu dunia hari ini didominasi oleh Timur Tengah, referensinya bisa ke referensi muslim Indonesia yang lebih damai dan ramah. Hanya pemalu jarang bicara di forum, karena enggga bisa bahasa Inggris," ujarnya.

Kredit

Bagikan