PKL Jalan Purnawarman Bandung ancam kembali jualan di trotoar

Oleh Muhammad Hasits pada 17 Maret 2017, 10:27 WIB

Bandung.merdeka.com - Puluhan PKL di Jalan Purnawarman mengancam akan kembali berjualan di trotoar. Hal ini disebabkan para pedagang telah direlokasi ke lahan parkir Bandung Electronic Center (BEC) harus pindah sementara karena akan dibangun gedung parkir.

Seperti diketahui, pada Meret 2016 lalu, Pemkot Bandung merelokasi puluhan pedagang yang berjualan di trotoar Jalan Purnawarman. Para pedagang sepakat direlokasi ke lahan parkir milik BEC yang masih berada di Jalan Purnawarman.

Namun saat ini masalah kemudian muncul, saat pihak pengelola BEC akan membangun gedung parkir di tempat relokasi para PKL. Kondisi membuat pedagang harus pindah sementara waktu selama masa pembangunan dari tempat relokasi tersebut.

"Tahun lalu kami direlokasi ke parkiran BEC, sekarang parkirannya akan dibangun gedung parkir, katanya pekerjaannya selama sembilan bulan. Kami bingung harus berjualan di mana selama pembangunan,” ujar Koordinator PKL Purnawarman Jalal Saputra kepada wartawan saat ditemui di sela aksi, Kamis (16/3).

Jalal mengatakan, dari tim Satgasus penataan PKL sebenarnya menawarkan kepada pedagang untuk pindah sementara waktu ke basement 5 BEC. Namun PKL menolak dipindahkan ke lokasi tersebut hanya cukup menampung 10 lapak, padahal ada 28 PKL kuliner yang berjualan di Jalam Purnawarman.

"Saya sudah ngobrol banyak dengan pihak BEC dan katanya hanya cukup 10 lapak sementara jumlah PKL yang tercantum sebanyak 28 PKL kuliner dan sudah berjalan. Dulu pernah menawarkan dan sekarang ditawarkan kembali (pindah ke basement), terus saya bersama PKL lainnya menolak," katanya.

Untuk itu Jalal meminta kebijakan kepada kepada Tim Satgasus agar diizinkan kembali berjualan di trotoar selama pembangunan berlangsung. "Hanya tetap harus mengikuti aturan seperti gerobaknya harus bongkar pasang, tidak permanen. Waktunya juga sesuai ketentuan dari pukul 10.00 sampai 18.00. Kami tidak mau kalau di B5 karena selain kapasitasnya kurang, pembeli pasti berkurang, juga ada service charge Rp 35 juta per bulan untuk satu lokal itu. Kalau kami ada 38 pedagang, berarti hampir Rp 1 juta. Jelas kami keberatan,” ungkapnya.

Dia berharap segera mendapatkan keputusan terkait hal tersebut. Sebab saat ini para pedagang tidak dapat berjualan karena pembangunan gedung parkir sudah mulai berjalan.

"Ini sudah digembok. Mau enggak mau kami kan mesti keluar karena kalau bertahan kami salah karena itu kan tanahnya BEC. Kami berharap segera ada keputusan. Inginnya sih Sabtu sudah bisa kembali berjualan,” ujarnya.