Jenius, di tangan siswa SMK ini e-KTP bisa jadi kunci rumah
Bandung.merdeka.com - Jika yang kita ketahui e-KTP hanya identitas pribadi, tapi tidak di tangan dua pelajar SMKN 2 Bandung ini. Identitas berupa elektornik yang di dalamnya terkandung chip, E-KTP nyatanya bisa jadi sistem keamanan di rumah masing-masing. Kerenkan!
Adalah Wildan Pangestu dan Ajizah Fathonah. Dua siswa/i SMKN dengan dua latar belakang berbeda jurusan membuat sebuah inovasi yang membuat orang tak lepas habis pikir. Wildan dan Ajizah sama-sama siswa kelas XII.
Wildan menuturkan, inovasi itu hadir ketika dirinya menginap di sebuah hotel dengan sistem keamanan kartu. Terlintas di benak siswa jurusan teknik permesinan untuk membuat hal serupa.
"Tapi saat itu apa alatnya saya belum kepikiran. Pakai apa, gimana caranya. Saya kemudian berbincang-bincang saja sama teman sekolah," cerita Wildan saat ditemui di SMKN 2 Jalan Ciliwung, Bandung, Senin (21/11).
Wildan menuturkan keinginan membuat sistem keamanan khusus dengan Ajizah yang merupakan siswi teknik komputer jaringan. Saat itu Ajizah baru membuat e-KTP. Ajizah mengetahui, e-KTP itu terdapat chip di dalamnya. Keduanya lantas mengeksploitasi E-KTP.
"Saya baru buat E-KTP. Terus katanya memang ada chip di dalamnya. Akhirnya obrolan santai kita nyambung dan mencoba-coba membuat sistem keamanan ini," lanjut Ajizah. Dia juga mengungkapkan keinginan itu pada sang guru pembimbing Agus Hendrik.
Dalam sebuah wadah kegiatan ekstrakulikuler sekolah bernama Kelompok Ilmiah Remaja dan Robotika (KIRR) akhirnya dimulailah eksperimen. "Segala percobaan dibuat hingga akhirnya ditemukan keamanan pintu dengan menggunakan E-KTP," tutur Agus.
Teknologi yang disebut mereka 'Kunci Rumahku Pakai E-KTP' ini secara prinsip cukup sederhana. Agus menyebut, tidak ada perangkat yang sulit dicari. Modalnya hanya pintu dengan perangkat kunci, dan arduino uno otak dari alat tersebut. "Ini sebagai firmware-nya," terang Agus. Kemudian alat itu dihubungkan dengan perangkat lunak open source yang dapat dengan mudah didapat.
Perangkat lunak itulah yang nantinya membaca nomor yang terekam chip E-KTP. Menurutnya E-KTP yang sudah menjadi 'kunci' dapat beroperasi dengan tegangan listrik DC sebenyak 5 volt dan alarm 12 volt. Adapun hardwarenya dilengkapi piranti pembaca RFID type RC522 dengan frekuensi 13,56 MHZ.
"Lalu ini menggunakan pula eketrikal selenoid locker yang kuat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wildan dan Ajizah mendemonstrasikan inovasinya di bengkel sekolah yang tengah menyabet Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) SMK tingkat Nasional yang diadakan Kemendikbud September 2016 lalu. Inovasi itu ternyata menjadi yang terbaik dengan menyisihkan 700 peserta lain.
Wildan dan Ajizah mengeluarkan replika pintu yang sudah terpasang perangkat. Layaknya sebuah hotel dengan kartu khusus, inovasi ini juga tidak jauh berbeda. Merdeka.com melihat, E-KTP ditempel pada alat scanner. Pintu-pun terbuka. Sedangkan E-KTP yang belum terdata tidak bisa mendeteksi. Pintu tetap terkunci jika tetap discan-kan.
"Jadi chip yang ada di dalam ini sudah terdata oleh sistemnya. Kalau yang belum terdata pintu tidak akan terbuka. Alarm akan berbunyi sampai dua menit," lanjut Agus.
Menurutnya chip yang ada di E-KTP terlebih dahulu dimasukkan dalam sistem yang sudah dibuat sehingga bisa membuat keamanan sendiri. "Satu alat ini bisa untuk 20 E-KTP."