Bagi Yana Umar menjadi suporter adalah sumber kebahagiaan

user
Farah Fuadona 14 Desember 2015, 10:01 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Memilih jalan untuk mengabdi sebagai suporter, merupakan kebahagian tersendiri bagi Yana Umar. Menurut pentolan Viking Persib Club (VPC) menjadi suporter Persib Bandung sama dengan membela daerah sendiri.

Awal kisah ia ingin menjadi suporter, yaitu ketika menyaksikan laga Persib di Stadion Siliwangi, Kota Bandung pada tahun 1990. Yana mengaku memberanikan diri untuk menyaksikan pertandingan tersebut seorang diri. Bahkan tanpa diduga-duga secara langsung ia menyaksikan sejarah pemain Indonesia pertama yang mencetak gol melalui tendangan penjuru.

" Sebenarnya sebelum tahun 90 juga lumayahn sering diajak orangtua nonton Persib. Tapi suatu saat saya memberanikan diri nonton Persib sendiri pas lawan Bengkulu. Enggak disangka saya lihat sendiri Wawan Karnawan di depan mata melakukan tendangan penjuru langsung masuk ke gawang," kata Yana kepada Merdeka Bandung.

Selain karena orang tua yang mewariskan rasa cinta tim Maung Bandung kepadanya, Yana juga telah hidup di lingkungan para pendukung Persib. Menghabiskan waktu sambil bergosip soal Persib menjadi menu harian Yana bersama Panglima Viking, yaitu Almarhum Ayi Beutik.

"Memang selain karena orang tua, lingkungan saya semuanya cinta Persib. Saya tetanggan sama Almarhum (Ayi Beutik). Jadi kalau ngumpul ngobrol di gang itu pasti soal Persib. Nah dari situ saya mulai bareng sama Almarhum ke stadion," tutur Yana.

Menjadi seorang suporter, bukan berarti Yana tak memiliki cita-cita untuk menjadi pemain Persib. Dia pun sempat mengikuti Sekolah Sepakbola (SSB) agar bisa menjadi pemain profesional.

"Cita-cita dulu ada ingin jadi pemain Persib. Sempat ikut SSB Setia di Tegalega tapi latihan cuma tiga bulan. Karena lebih ingin nonton Persib daripada berlatih," ungkapnya.

Untuk itu Yana pun lebih mendedikasikan hidupnya sebagai seorang bobotoh--pendukung Persib--sampai saat ini. Menang atau kalau, Yana mengaku selalu menikmati laga tim kebanggannya di Stadion.

"Kalau gak nonton Persib langsung, rasanya ada yang kurang, sedih, nyesel. Makanya dari dulu belum pernah gak nonton, sakit juga maksain. Sampai waktu nikah, besoknya Persib main saya langsung kabur ke Stadion" ujarnya.

Menurutnya menjadi seorang suporter memiliki kebahagian tersendiri, terlebih lagi ketika Persib menjadi juara. Sehingga ia merasa pengorbanannya selama ini tak sia-sia. "Kebahagian yang belum tentu bisa dirasakan orang lain. Karena jadi suporter Persib itu sama dengan membela nama daerah sendiri," jelas Yana.

Kredit

Bagikan