Gomez tekankan pentingnya edukasi dalam menumbuhkan rivalitas yang sehat

Mario Gomez©PERSIB.co.id/M.Jatnika Sadili
Bandung.merdeka.com - Pelatih Persib Mario Gomez menyambut baik aksi perdamaian yang dilakukan pendukung Persib dan Persija Jakarta di sejumlah daerah di Indonesia. Menurut Gomez, rivalitas haruslah menghargai nyawa seseorang. Sepakbola, kata dia, adalah sebuah pesta dan hiburan bagi semua orang, bukan malah menjadi arena peperangan.
"(Aksi perdamaian) itu sangat bagus. Saya selalu berbicara, kita harus ambil dari contoh yang sudah ada. Ini pesta bukan perang. Ini pesta yang menyenangkan, kamu bisa datang dengan keluarga, bisa datang ke Arema, ke Jakarta dengan keluarga, itu bagus," ujar Gomez seperti dikutip laman klub, Sabtu (29/9).
Gomez pun sempat mengambil contoh panasnya laga El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona FC di Liga Spanyol. Hebatnya, laga itu bisa disaksikan oleh kedua suporter dari kedua kesebelasan di stadion. Baik pendukung Real Madrid dan pendukung Barcelona FC bisa berdampingan tanpa harus meregang nyawa.
"Kamu bisa kalah, imbang, atau menang. It’s oke, itu yang menyenangkan dari sepakbola. Jadi, sangat penting untuk kita mengambil contoh dari sini. Di Spanyol, ketika Barcelona dan Real Madrid bertanding, semua datang ke lapangan dan tidak ada masalah. Tidak ada kemarahan apa pun," kata dia.
Gomez mengungkapkan pentingnya edukasi dalam menumbuhkan rivalitas yang sehat di dunia sepakbola. Ia mengimbau kepada para petinggi kelompok suporter di Indonesia untuk dapat memberikan edukasi secara merata demi menciptakan kultur rivalitas yang sehat.
"Solusinya edukasi. Edukasi dahulu kepada seseorang yang paling berpengaruh terhadap situasi ini. Lalu teruskan perdamaian, jangan benci orang ini, jangan lukai orang ini, jangan berkelahi," kata ucapnya.
Mengenai insiden di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, pekan lalu, pelatih berkebangsaan Argentina itu tak lantas bisa melupakannya begitu saja. Ia justru mengajak semua elemen dan lembaga yang berfokus terhadap sepakbola tanah air untuk dapat mengambil pelajaran dari kejadian itu.
"Ini sebagai pelajaran. Masa lalu untuk pelajaran. Saya selalu berbicara soal masa lalu. Tapi masa sekarang yang terpenting. Masa lalu biarkan masa lalu. Kita belajar dari masa lalu," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak