Cinta Umuh Muchtar buat Persib, dari jadi bobotoh sampai jadi manajer


Umuh Muchtar
Bandung.merdeka.com - Nama Umuh Muchtar memang sudah tak asing bagi para pencinta Persib Bandung maupun di kalangan sepakbola Indonesia. Dengan ciri khasnya yang menggebu-gebu saat berbicara, pria berumur 67 tahun itu sudah mendedikasikan hampir seluruh hidupnya hanya untuk Maung Bandung.
Pria kelahiran 2 Juni 1948 lalu itu mengaku telah mengidolakan Persib Bandung sejak kecil. Dimulai sebagai bobotoh--Pendukung Persib--hingga menjadi sosok penting di manajemen tim Maung Bandung, telah dilakoni oleh pria yang akrab disapa Pak Haji itu.
"Saya dari dulu memang menyukai sepakbola, main sepakbola di sekolah dan di kampung. Saya waktu itu masih kelas 3 atau 4 Sekolah Dasar (SD) ikut anak-anak dewasa main bola. Kami mempunyai tim namanya Persibas (Persib Babakan Surabaya). Saya dari kecil suka dengan Persib Bandung. Ke manapun Persib main, saya tonton. Saat masih kanak-kanak, saya biasanya nonton (Persib) bersama keluarga," tutur Umuh kepada merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Ketika masih berkerja di salah satu perusahaan milik Belanda, Umuh masih tetap mengikuti ke manapun Persib bertanding. Karena ingin terus menyaksikan tim idolanya berlaga, dia pun akhirnya memutuskan untuk berhenti kerja, dan merintis usahanya sendiri.
"Tahun 1970-1982, saya bekerja di satu perusahaan produksi lampu terkenal milik Belanda. Saat itulah saya mulai menjadi bobotoh yang bertualang mengikuti ke mana pun Persib bermain. Tahun 1980, saya sudah ikut Persib. Saat zaman Perserikatan, biasanya satu minggu ada pertandingan terus," ucapnya.
"Pernah saya satu minggu tidak pulang bersama para bobotoh lain. Sampai akhirnya, saya meninggalkan pekerjaan dan memulai usaha sendiri agar bisa terus menyalurkan dedikasi untuk Persib," katanya melanjutkan.
Setelah itu, dia pun akhirnya memiliki kedekatan personal bersama para pemain Persib Bandung. Tahun 1994 saat final menghadapi Persija Jakarta, Umuh bersama rekan-rekannya menyiapkan akomodasi dan konsumsi untuk tim Maung Bandung.
"Saat itu, Persib main di Jakarta pada pertandingan final Perserikatan 1994. Saya dan teman-teman manajemen menyiapkan akomodasi dan konsumsi bagi para pemain. Ketika itu saya belum masuk kepengurusan Persib, tapi saya hobi mengikuti tim," ungkapnya.
Kemudian, Dada Rosada mantan Wali Kota Bandung, memintanya untuk menjadi manajer Persib pada 2008-2009. Namun Umuh sempat menolak dan hanya menerima menjadi asisten manajer.
"Saya belum punya pengalaman apa-apa, saya menerima tawaran seandainya hanya jadi asisten manajer. Akhirnya, Jaja Sukarya menjadi manajer dan saya asistennya. Tahun 2010, saya merangkap jabatan ditunjuk sebagai salah satu Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), yang jadi pengelola Persib," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak