Sepenggal kisah Jalan H. Tamim pusat kain jeans tertua di Bandung

user
Farah Fuadona 04 Desember 2015, 11:45 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jalan H.Tamim yang ramai dengan pedagang berbagai jenis kain memiliki sejarah yang panjang. Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, gang ini sudah jadi pusat perdagangan tradisional sejak zaman Belanda.

Cerita tersebut dituturkan Didin Aldiansyah. Usianya baru 29 tahun tapi sudah bekerja selama 13 tahun di toko grosir kain Prita Jalan Tamim Nomor 60 Bandung. Ia mengaku mendengar riwayat H.Tamim dari sesepuh sekitar, Abah Dudi.

Didin menuturkan, sekitar tahun 1930-an, Kota Bandung masih banyak sawah dan hutan dengan jumlah pertokoan dan rumah yang masih jarang. Begitu juga di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir di mana Jalan Tamim berada.

Masa itu datanglah H.Tamim dari Padang. Ia membuka usaha berupa pasar tradisional mulai dari sayuran, ikan, daging dan rempah-rempah. Konon transaksi di pasar ini masih menggunakan uang koin emas dan perak.

H.Tamim itu juragan kaya-raya, tanahnya meliputi Jalan Tamim hingga Jalan Dulatif. Usaha pasar tradisionalnya maju pesat, Ia menggerakkan ekonomi warga sini. Namanya sangat harum, makanya namanya menjadi nama jalan ini. kata Didin.

Lewat pasar tradisional yang dibukanya, H.Tamim menyewakan toko kepada warga. Ia sendiri menjadi pemasok berbagai komoditas seperti berbagai jenis sayur dan ikan.

Usaha H.Tamim kemudian dilanjutkan oleh anaknya, H.Ayub, juga mengalami kemajuan. Namun seiring perkembangan waktu, peran keluarga H.Tamim perlahan surut. Memasuki tahun 1980-an tanah-tanah peninggalan H.Tamim sudah banyak yang dibeli atau dikontrakkan.

Di era tersebut masuklah para pedagang kain etnis Tionghoa. Jenis kain yang dijual di antaranya kain tenun, brukat, dan batik. Perkembangan berikutnya semua jenis kain ada di sini. Tidak hanya itu, banyak pedagang yang menjual kain bahan membuat jeans dan pakaian jadi.

Maka Jalan Tamim yang tadinya pasar tradisional berubah menjadi sentra kain berbagai jenis. Perkembangan perdagangan kain di Jalan Tamim sangat pesat hingga melebar ke gang-gang dan jalan tetangga Jalan Tamim, yakni Jalan Otto Iskandar Di Natta dan Jalan Dulatif.

Kredit

Bagikan