Anak-anak korban bencana banjir bandang Garut perlu terus dimotivasi
Bandung.merdeka.com - Anak-anak menjadi pihak paling terdampak bencana banjir bandang Garut, Jawa Barat. Mereka ada yang kehilangan orangtua. Perlu penanganan khusus dalam menangani anak-anak korban bencana tersebut.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Netty Prasetiyani, mengatakan anak-anak yang menjadi korban bencana banjir Garut harus dibangkitkan dari kesedihan.
"Anak-anak adalah korban yang paling terkena dampak," kata Netty melalui siaran pers yang diterima Merdeka Bandung, Senin (3/10).
Pemberian motivasi bagi anak korban bencana penting dilakukan. Untuk itu, sebagai salah satu upaya motivasi P2TP2A Jawa Barat membawa atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016.
"Semoga dengan motivasi dari atlet mereka kembali semangat dan muncul optimisme serta keinginan untuk melakukan yang terbaik," kata dia.
Ia menyebutkan, atlet yang ikut bersama rombongannya untuk memberi motivasi antara lain cabang olahraga tenis meja, polo air dan karate. Mereka mengunjungi tiga tempat pengungsian korban banjir Garut yaitu di Rusunawa Bayombong, Korem Tarumanagara dan Islamic Center Garut.
"Saya sengaja membawa atlet-atlet ke sini karena mereka baru saja menang dan rasa syukur kemenangan itu perlu dibawa kepada masyarakat Garut yang baru tertimpa musibah," katanya.
Ia berharap warga Garut yang menjadi korban tidak merasa sendirian. Kunjungan tersebut juga sebagai sikap empatik dari para atlet. Meski atlet Jabar menjadi juara umum pada PON, dengan kunjungan itu menunjukkan mereka tidak larut dalam kegembiraan sendiri dan lupa dengan kondisi nyata di sekitarnya.
Ia mengakui kunjungan memberikan motivasi tidak cukup satu atau dua kali. Anak-anak harus terus-menerus didorong agar bisa kembali menemukan keceriaannya dan bangkit dari rasa traumanya.