Akademi Citarum Sebut Ada 47 Ribu Lahan Kritis di Jawa Barat

user
Endang Saputra 05 Desember 2018, 16:08 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Tingginya jumlah lahan kritis di Jawa Barat menjadi perhatian para pegiat lingkungan. Akademi Citarum mengajak para anak muda untuk ikut mengembalikan lahan kritis menjadi lahan produktif.

Penggagas Akademi Citarum Mastok Setyanto mengatakan, dari riset yang dilakukan ada 47 ribu hektar lahan kritis di Jawa Barat. Sebarannya berada di 10 kabupaten yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor.

"Lahan kritis di Jawa Barat ada 47 ribu hektar. Sebaran paling krusial ini ada di 10 titik kabupaten di Jawa Barat," ujar Mastok kepada wartawan dalam acara diskusi yang digelar di Bandung Zoo, Jalan Tamansari, Selasa (5/12).

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan ke lapangan sejak tahun 2010. Dia menemukan adanya puluhan ribu lahan kritis yang harus segera ditanggulangi.

"Jadi dia lahan yang punya run off tinggi. Jadi kami lebih ke catchment (pola pengaliran). Apalagi tangkapan air. Di Jawa Barat ini kan 80 persen ada di pegunungan," kata dia.

Untuk itu kata Mastok diperlukan upaya segera untuk menanggulangi lahan kritis tersebut agar lebih produktif. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menanami bambu. Bambu kata dia dipilih karena dinilai cocok untuk mengatasi lahan kritis.

"Kenapa ngomong bambu, karena bambu paling cepat tumbuh. Tanaman lain butuh 5 sampai 10 tahun sementara bambu 3 hingga 5 tahun bisa diambil manfaatnya. Bambu juga bisa menyimpan air. Bambu dalam satu rumpun, 25 sampai 50 batang bisa menahan air 30 liter selama 24 jam,"ucapnya.

Mastok mengaku telah menjalin komunikasi dengan Pemprov Jabar untuk menanggulangi lahan-lahan kritis. Bak gayung bersambut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kata dia telah mempersilahkan untuk menggunakan lahan milik Pemprov untuk ditanami bambu.

"Untuk 1 hektar itu kita perlu 500 sampai 600 bibit. Kalau dihitung-hitung kita butuh 25 juta sampai 30 juta bibit. Kita tidak bisa kerja sendiri makanya kita sinergi dengan pemerintah. Kita fokus ke tanaman bambu karena pertumbuhan lebih cepat. Untuk tahapnawal kita akan tanam di dua tempat yakni di Pangandaran dan Nagrek," ungkapnya.

Mastok menambahkan, saat ini, anak muda yang sudah tergabung dalam Akademi Citarum di Jabar ada 124 orang. Mereka berasal dari perguruan tinggi yang ada di Bandung. Lewat Akademi Citarum, Mastok ingin menularkan semangat untuk menjaga lingkungan dengan turun langsung ke lapangan.

"Tugas berat Akademi Citarum di tahun pertama ini bagaiamana mengajak relawan mahasiawa anak muda milenial bergabung. Kita akan petakan sampai tingkat desa," katanya.

Kredit

Bagikan