Dinkes Jabar siap lakukan vaksin ulang

Ilustrasi
Bandung.merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Alma Lucyati, mengatakan pihaknya sudah melayangkan surat kepada 13 rumah sakit di Bekasi yang disebut sebagai penerima vaksin palsu.
Surat tersebut berisi perintah agar pihak rumah sakit mendata nama-nama pasien imunisasi yang diduga diimunisasi menggunakan vaksin palsu. Dengan data itu, pasien akan mendapat imunisasi ulang.
“Jika umurnya masih masuk, kita imunisasi ulang. Tapi jika sudah lewat, kita akan berikan imunisasi lanjutan,” jelas Alma Lucyati, melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Sabtu (16/07).
Saat ini, lanjut dia, pihaknya sedang mengecek kesiapan stok vaksin dari dinas kesehatan provinsi, kota, dan kabupaten untuk dibantukan ke rumah sakit tersebut.
Langkah tersebut sebagai respon dari publikasi oleh Kementerian Kesehatan terkait nama-nama rumah sakit penerima vaksin palsu. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan, anak yang mendapat vaksin palsu seharusnya kembali diimunisasi. Sebab, mereka yang mendapat vaksin palsu tentu tidak mendapat manfaat kebal terhadap suatu penyakit.
Mengenai sediaan vaksin yang ada di rumah sakit saat ini, Alma meminta masyarakat tidak perlu khawatir atas keaslian vaksin tersebut. Sejak kabar merebaknya vaksin palsu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk membekukan distribusi semua stok vaksin yang non pemerintah.
“Sedangkan vaksin yang sekarang tersedia (terutama di rumah sakit pemerintah) adalah yang buatan pemerintah serta terjamin keaslian dan mutunya,” jelasnya.
Ia juga prihatin dengan para orangtua yang anaknya terkena musibah vaksin palsu. “Orangtua dan pemerintah ini dua-duanya korban dari segelintir orang yang mementingkan keuntungan semata,” katanya.
Dinkes Jabar juga telah berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu di Pusat terdiri dari Kementerian Kesehatan, Bareskrim, BPOM, Dinas Kesehatan Provinsi. Dibentuknya Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu, menurut Alma, sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam penanganan kasus vaksin palsu.
“Satgas ini bertujuan antara adalah mencari sampai tuntas pengedar, penyalur, pembuat karena yang paling tahu saat ini di mana saja daerah pergerakan mereka, jadi kita bisa melakukan tindakan yang diperlukan di daerah penyebaran vaksin palsu tersebut,” katanya.
Untuk diketahui, Jawa Barat memiliki 44 Rumah Sakit Umum Daerah, 270 rumah sakit swasta. Sebelumnya, 13 dari 14 rumah sakit swasta yang dipublikasikan sebagai penerima vaksin palsu berlokasi di Bekasi Jawa Barat.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak