Jenguk bocah obesitas, Bupati Dedi sampai temani main Play Station
Bandung.merdeka.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjenguk bocah yang mengalami obesitas ekstrem, Arya Permana (10) ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Di rumah sakit pelat merah itu, Dedi sempat menemani Arya bermain Play Station (PS) dengan game kesukaannya.
"Tadi Pak Bupati (Dedi) ke sini nengokin anak saya, dia sempat nemenin main PS di dalam. Karena dede (panggilan Arya) suka main PS bola dan naruto," kata ayah Arya, Ade Somantri (40) saat ditemui di RSHS Bandung, Selasa (12/7).
Sebelum Arya diinapkan di rumah sakit, bupati dengan ciri khas ikat kepalanya tersebut memang sering menengok ke rumah Arya di Kampung Pasir Pining RT 002/001 Desa Cipurwasari Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang.
"Sebelum ke rumah sakit memang sering ke rumah. Bahkan pernah dibawain sampai beberapa karung buah-buahan pas sebelum lebaran kemarin," ujarnya.
Begitu juga saat menengok Arya di rumah sakit, Dedi memberikan buah-buah sesuai pola makan yang harus dijalani selama menginap di sini. "Tadi bawa buah-buahan juga sama berupa uang bantuan," ujarnya.
Saat ini, anak bungsu dari pasangan Ade Somantri dan Rokayah ini menempati sebuah ruangan di Lantai II Gedung Kemuning Ruang Kenanga RSHS Bandung. Arya harus menjalani program diet untuk menyusutkan berat badannya yang mencapai 190 kilogram.
"Sekarang sehari di sini sudah 188 kilogram, semoga berat badannya bisa terus turun," katanya.
Kondisi Arya tetap normal
Ayah dari Arya Permana, Ade Somantri (40), mengatakan hasil uji laboratorium pada putra bungsunya yang memiliki bobot 190 kilogram tidak menunjukkan penyakit lain yang membuat kondisinya buruk.
Artinya meski obesitas ekstrem yang diderita Arya, tapi tidak ada indikasi Arya mengidap gejala lainnya. "Hasil laboratorium normal kok. Enggak ada yang menunjukkan penyakit lainnya," kata Ade.
Arya Permana sendiri menderita penyakit obesitas morbid (morbid obesity), yakni obesitas ekstrem. Jika tidak cepat ditangani memang dikhawatirkan dapat mengundang penyakit berbahaya lainnya atau komplikasi.
Makannya bocah kelas 4 SD tersebut akan dirawat selama dua pekan. Rumah sakit pelat merah itu sudah menyiapkan program perawatan dan terapi khusus.
"Iya anak saya mengikuti program diet yang sudah dibuat RSHS, kaya makanan, jalan kaki sampai puasa," ujarnya.
Dia menambahkan, Arya memang tidak mengalami kesakitan di balik obesitas morbid yang diderita. "Selama ini biasa saja. Hanya memang keberatan saja ketika jalan. Kalau jauh jalan suka lelah. Kalau dipaksakan suka muntah," tuturnya.
Kadinkes Jabar Alma Lucyati, menjelaskan hasil sementara dari laboratorium tim dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) memang menunjukkan hal yang cukup baik.
"Kita cobain dari diet dulu. Karena dari hasil laboratoriumnya memang bagus. Karena kemarin (program) sebentar bisa turun 3 kilo. Tapi lebaran naik lagi, jadi memang keluarganya juga harus dididik," ungkapnya.
Menurut dia, keluarga juga harus bisa menjalankan program yang diberikan tim medis. Karena kata dia, untuk menurunkan bobot Arya tidak bisa secara jangka pendek.
"Keluarganya juga harus dididik. Kalau keluarga bisa disiplin makan dan minum baru bisa dipulangkan. Saya lihat keluarganya manjain. Jadi enggak bisa direm kalau mau apa-apa," ujarnya.