Ulama Jabar diminta cuci otak pengikut paham radikal
Bandung.merdeka.com - Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutiyoso mendorong para ulama untuk mencuci otak (brainwash) para pengikut aliran sesat terutama yang menjurus pada terorisme. Ulama dan tokoh dinilai lebih efektif melakukan pencegahan terhadap aliran menyimpang ketimbang aparat baik TNI maupun Polri.
Hal itu disampaikan Sutiyoso di hadapan Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Jawa Barat di Gedung Negara, Pakuan, Kota Bandung, Jumat (24/6) sore. Hadir Gubernur Jabar Ahmad Heryawan serta Wakil Gubernur Deddy Mizwar.
"Itu enggak bisa hanya polisi, TNI, bahkan BIN juga. Yang bisa melakukan itu adalah ulama. Kalau ulama sebagai penyampai informasi akan lebih didengar," kata Sutiyoso yang tampak mengenakan batik.
Di hadapan seratusan FKUB yang hadir, mantan gubernur DKI Jakarta itu menitipkan agar wilayahnya tetap dijaga dari paham-paham radikal.
"Makanya kunjungan saya di sini ingin menitipkan agar para ulama ini, kalau bahasa intelijennya Brainswash atau mencuci otak yang salah. Kalau tidak teroris akan mengancam. Teroris itu harus dimusnahkan," ungkapnya.
Dia menyatakan, sebagai agama mayoritas di Indonesia saat ini tercoreng dengan ulah terorisme yang mengatasnamakan Islam. Padahal turunan dari Nabi Muhammad SAW Islam itu mengajarkan kedamaian yang jauh dari kekerasan.
"Kita adalah Islam toleran yang bisa nerima perbedaan. Kondisi itu sudah menyadari dari awal. Sehingga mari paham-paham keliru itu harus diluruskan," katanya. Dia ingin aksi terorisme di Jakarta 14 Januari lalu adalah yang terakhir. "Ayo kita tanggulangi bersama-sama."