Ramadan jadi momen perlindungan perempuan dan anak

user
Farah Fuadona 16 Juni 2016, 16:01 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ramadan diharapkan menjadi benteng penguatan bagi keluarga, khususnya dalam menangkal kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ramadan juga menjadi momen yang pas untuk menanamkan nilai-nilai agama dan kebersamaan di keluarga.  

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan, untuk membentengi keluarga dari kekerasan bagi umat musilm harus mencontoh pada keluarga Rasul. “Saya ingin menyampaikan sesuai pesan dari Nabi Muhammad SAW yaitu didiklah anak mu untuk mengenal Nabi-nya, kenalkan dan pahamkan tentang makna keluarga seperti keluarga Nabi dan kenalkan Al-Quran pada anak-anak,” tutur Netty, melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung.
 
Sementara akar penyebab tindakan kekerasan menurut Netty adalah kemiskinan. Hal itu diperparah faktor pendukungnya seperti pernikahan dini, disharmoni dan kesalahan pola pengasuhan anak hingga konsumsi miras dan pornografi.
 
“Tidak dipungkiri juga kemajuan teknologi dapat mempengaruhi pergeseran nilai dan pola pengasuhan terhadap anak,” ujar Netty.
 
Menurutnya, peran keluarga, terutama orangtua seharusnya menjaga, menyayangi dan melindungi anak-anaknya dari setiap faktor pemicu kekerasan. “Bukan sebaliknya orangtua malah melakukan kekerasan dan penelantaran,” katanya.
 
Kekerasan terhadap perempuan dan anak, akan menimbulkan kerawanan sosial. Dengan kata lain, kekerasan yang dilakukan oleh pelaku mempunyai pengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat.
 
Ia menjelaskan, kerawanan Sosial sendiri merupakan suatu keresahan sosial yang berkepanjangan, yang diakibatkan oleh proses konflik yang ditimbulkan oleh perbedaan pendapat suatu masyarakat dan kelompok golongan tertentu, dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan masyarakat dankelompok golongan tertentu.

Kredit

Bagikan