Ketahuan pakai joki, peserta SBMPTN langsung dinyatakan 'KO'

user
Mohammad Taufik 31 Mei 2016, 11:21 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Panita Seleksi Besama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Subpanlok 34 Bandung tidak main-main dalam mengawasi peserta ujian. Peserta yang mencurigakan bisa digeledah.

"Pada dasarnya pengawas yang curiga boleh memeriksa secara fisik," kata Sekretaris Eksekutif 1 Panlok 34 Bandung SBMPTN 2016, Asep Gana Suganda, di Sektretariat Panlok Bandung, Selasa (31/5).

Pemeriksaan terhadap peserta laki-laki dilakukan oleh pengawas laki-laki. Sedangkan peserta wanita diperiksa oleh pengawas wanita.

Panitia sendiri sudah membangun sistem dan strategi pengawasan. Dalam sistem tersebut ada rambu-rambu yang menjadi panduan. "Tentu strateginya tidak bisa disebutkan, kalau disebutkan nanti ketahuan," katanya.

Misalnya, kata Asep, peserta SBMPTN tidak boleh membawa alat komunikasi. Benda yang boleh berada di atas meja ujian hanya pensil 2B, penghapus, serutan dan kartu tanda peserta.

"Jangankan alat komunikasi, arloji saja tidak boleh dipakai. Jam harus disimpan di tas. Untuk memberitahukan waktu, pengawas mengumumkannya setiap 15 menit," kata Asep.

Salah satu hal yang dihadapi panitia SBMPTN setiap tahun adalah masalah joki. Meski dari tahun ke tahun tidak ada temuan joki SBMPTN di Bandung, namun masalah joki tetap harus diantisipasi. "Akan kita tandai langsung KO," katanya.

Sementara Ketua SBMPTN Panlok 34 Bandung, Arry Bainus menambahkan, sanksi berat akan diberikan kepada joki maupun yang dijokikan. "Itu sudah kita waspadai dari tahun ke tahun," ujar Arry.

Kredit

Bagikan