1.200 Sekolah di Jabar ditargetkan jadi sekolah inklusif

user
Farah Fuadona 03 Mei 2016, 10:24 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Sebanyak 1.200 sekolah di Jawa Barat ditargetkan menjadi sekolah inklusif. Dengan jumlah tersebut diharapkan bisa menampung 60 ribu siswa berkebutuhan khusus termasuk anak disabilitas.
 
Hal itu diungkapkan Manajer Inclusive Community Development and School for All (IDEAL), Wiwied Trisnadi. IDEAL merupakan program Yayasan Sayangi Tunas Cilik - Save the Children yang bermitra dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta didukung IKEA Foundation.
 
Menurutnya, Program IDEAL akan dilaksanakan Yayasan Sayangi Tunas Cilik - Save the Children dengan dukungan pendanaan dan teknis dari IKEA Foundation dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
 
Program ini berupaya meningkatkan akses anak dengan disabilitas yang berusia 0-18 agar mendapatkan pendidikan inklusif yang berkualitas. Wiwied mengatakan, jumlah anak disabilitas yang bisa mengakses sekolah di Jawa Barat hanya 22,4 persen mayoritas dari mereka bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB).
 
Untuk meningkatkan angka partisipasi bersekolah pada anak disabilitas, Pemprov Jabar telah berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif minimal di 1.200 sekolah hingga 2018.
 
“Program ini akan mendorong peningkatan kapasitas pengelolaan, kompetensi dan kemampuan guru, serta pemantauan dan supervisi dalam pelaksanaan pendidikan inklusif,” jelas Wiwied melalui keterangan tertulis yang diterima Merdeka Bandung, Senin (2/5).
 
Ia menambahkan, IKEA Foundation mendukung kemitraan antara Yayasan Sayangi Tunas Cilik - Save the Children dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam membangun sistem pemenuhan hak anak disabilitas bersama keluarganya.
 
Diharapkan program ini bisa mengatasi berbagai kendala yang dihadapi anak dengan disabilitas. Kendala tersebut antara lain stigma dan diskriminasi terhadap anak dengan disabilitas yang dilakukan oleh masyarakat dan teman sekolah.
 
Kendala lainnya adalah ketidaksiapan guru dalam memberi pembelajaran. Selain itu, kapasitas keluarga juga harus ditingkatkan terutama untuk membawa keluar anaknya yang berkebutuhan khusus termasuk anak disabilitas untuk sekolah di sekolah inklusif.
 
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik 2012 terdapat 53.2130 anak disabilitas di Indonesia dan hanya 20 ribu anak yang terjangkau oleh layanan pemerintah (Direktorat Kesejahteraan Anak 2015).
 
Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat untuk Kesejahteraan Rakyat, Ahmad Hadadi, menyatakan Jawa Barat menduduki peringkat kedua dengan jumlah anak dengan disabilitas tertinggi di Indonesia.
 
“Kami sangat menghargai dukungan dan kerjasama berbagai pihak dengan pemerintah provinsi dan kabupaten dan kota, dalam upaya meningkatkan akses anak dengan disabilitas dan keluarganya akan pendidikan inklusi yang berkualitas dan perlindungan anak,” katanya.

Kredit

Bagikan