Gubernur sebut pengerukan Sungai Citarum tak berhasil

user
Farah Fuadona 15 Maret 2016, 09:41 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Banjir di Bandung selatan akibat luapan Sungai Citarum tahun ini disebut-sebut yang terbesar sejak 2010. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menduga, banjir tahun ini masuk kategori banjir besar siklus lima tahunan.
 
“Soal paling parah setelah lima tahun terakhir kapan selain sekarang? 2010. Mungkin ini kasus kategori siklus 5 tahunan,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Kabupaten Bandung, Senin (14/3).
 
Namun menurutnya yang menjadi masalah bukanlah soal siklus, melainkan usaha meminimalkan banjir. “Kita siapkan sejumlah solusi semenjak beberapa tahun lalu sebelum 2008. Kita pernah meluruskan sungai, ternyata nggak membereskan masalah, hanya sementara saja,” katanya.
 
Pada 2011 pemerintah pusat juga pernah melakukan pengerukan Sungai Citarum. Namun pengerukan hanya bertahan dua tahun. Tahun berikutnya kembali banjir.
 
“Jadi harus dicari solusi lain. Sudah diluruskan tidak tepat juga, dikeruk tak tepat juga sepanjang masalah dasarnya tetap ada,” katanya.
 
Ia mengatakan, mengatasi banjir Bandung selatan harus dilakukan dari hulu sampai hilir. Sepanjang Sungai Citarum harus dilakukan penghijauan. Selain itu, masyarakat sepanjang sungai juga harus diberi pemahaman pentingnya menanam pohon.
 
“Kita kampanyekan kepada masyarakat tanam pohon yang benar, jangan dicabut lagi,” katanya.
 
Ia mengklaim, Pemprov Jabar rutin membagikan jutaan benih pohon kepada masyarakat. “Ke depan pembagian pohon harus diiringi advokasi supaya nanam pohon jangan dicabutin lagi,” katanya.

Kredit

Bagikan