Soal mahasiswa bergabung ISIS, ini penjelasan dari Unisba
Bandung.merdeka.com - Perihal kabar mengenai dugaan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung (Unisba) bergabung dengan ISIS, pihak Unisba meragukan kabar tersebut.
Sebelumnya dikabarkan mahasiswa Unisba diduga bergabung dengan ISIS dan dikabarkan sudah tewas. Kabar itu pertama kali mencuat dari postingan Twitter @DrPartizan_ pada Minggu (5/3. Pada postingan tersebut terdapat sebuah foto ijazah atas nama Rudi Jaelani.
"Sangat janggal bila orang yang bergabung dengan ISIS untuk berperang membawa ijazah, transkrip, dan KCK. Surat-surat itu biasanya digunakan alumni untuk melamar pekerjaan," ujar Rektor Unisba Prof. Dr. Thaufiq S. Boesoirie, Selasa (8/3).
Pihak Unisba meyakini bila Rudi tidak terlibat kriminal dan murni akan mencari pekerjaan untuk mengumpulkan pundi rupiah demi modal menikah. Meski begitu, pihak Unisba sendiri membenarkan bila Rudi merupakan mahasiswa Unisba.
Rudi Jaelani tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 2008 dan lulus kuliah pada tahun 2014 silam.
"Dilihat dari Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan tahun 2014 beberapa bulan setelah lulus, yang bersangkutan tidak memiliki catatan kejahatan ataupun kriminal," jelasnya.
Pihak Unisba sendiri sudah menghubungi jalur mereka di Suriah dan menyatakan, apabila yang bersangkutan masuk Suriah melalui Turki itu yang merupakan jalur ilegal. Sedagkan untuk jalur legal itu melalui Lebanon.
"Kalau ilegal itu berarti tidak diketahui dan tidak diakui keberadaannya ada di sana. Kalau dari KBRI Suriah sendiri memang melindungi WNI di sana untuk mereka yang jadi TKI dan yang ingin menyelesaikan kuliah di suriah," jelas Kabag Humas Unisba M. E. Fuady.
Selain itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Dikdik Tandika, mengatakan bahwa Rudi Jaelani merupakan pribadi yang pendiam dan penurut.
"Rudi dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan penurut. Tidak ada yang aneh dengan dia," ujar Dikdik saat jumpa wartawan di Unisba, Selasa (8/3).
Dikdik yang merupakan pembimbing skripsi Rudi juga mengaku bahwa ia tidak menunjukkan pemberontakan selama kuliah, namun kerap mengalami kesulitan keuangan.
"Setiap semester Rudi selalu melakukan permohonan penangguhan pembayaran kuliah. Dia baik dan selesai tepat waktu dalam menyelesaikan kuliahnya," jelasnya.