Jadi kantong persembunyian teroris, Jabar perbanyak Densus 88

user
Farah Fuadona 17 Agustus 2017, 18:41 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan tak memungkiri, wilayah hukumnya menjadi kantong para kelompok teroris. Ini bisa dibuktikan dengan adanya serangkaian penangkapan para terduga teroris yang terjadi belakangan ini.

"Penangkapan ini'kan memang kebanyakan di Jawa Barat, makannya sekarang Densus di Jawa Barat dua kali lipat daripada provinsi lain," kata Anton usai menghadiri apel HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapang Gasibu Kota Bandung, Kamis (17/8).

Dalam jangka waktu enam bulan saja beberapa pengungkapan kasus terorisme terjadi di Jabar. Februari 2017 lalu masyarakat dikejutkan dengan aksi peledakan bom panci di taman Pandawa Cicendo dengan pelaku Yayat Cahdiyat. Beberapa pelaku sudah diamankan yang ‎juga bersarang di Jabar.

Berlanjut pada Juli 2017, teroris jaringan JAD yakni Agus Wiguna Cs diciduk Detaseman Khusus. Saat itu bom panci justru meledak di rumah kontrakan Agus yang ada di Buah Batu Kota Bandung.

Kemudian, pada Selasa 15 Agustus 2017, Densus kembali menangkap lima terduga teroris yang berafiliasi dengan ISIS di bawah naungan Bahrun Naim. Lima orang tersebut sudah merangkai bom kimia untuk menyasar Istana Negara, Mako Brimob dan petugas kepolisian.

Lewat momen Kemerdekaan RI ke-72 Anton mengaku, ingin membersihkan kehadiran kelompok radikal yang kini bersarang di Jabar. Lewat kerjasama dari tokoh - tokoh di daerah harapannya ini bisa ditekan kehadiran para kelompok radikal. ‎ "Kalau Jawa Barat sebagai kantong persembunyian, itu sangat dimungkinkan. Mungkin sebagai center, kita lebih giat dengan para ulama, stakeholder, saling back up," terangnya.

Disinggung soal temuan bom kimia di kawasan Antapani Bandung, Anton mengaku masih melakukan identifikasi yang dilakukan Tim Labfor Mabes Polri.  "Sedang kita perdalam, hasil dari Labfor belum turun. Nanti kita umumkan, masih menunggu hasil laporan," katanya.

Kredit

Bagikan