Pengajian Hijabers Community Bandung, Istri Ridwan Kamil singgung LGBT

user
Farah Fuadona 21 Februari 2016, 16:49 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Istri Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Atalia Praratya, sempat curhat di hadapan ratusan hijabers yang memenuhi undangan Hijabers Community Bandung (HCB) Grand Hotel Universal, Bandung, Minggu (21/2).

Mengenakan hijab abu-abu dan merah, Atalia mengungkapkan bahwa sebagai istri Wali Kota Bandung harus bisa menahan diri. Ia tidak bisa lagi bebas berkata atau berbuat seperti masyarakat umum.

Contohnya di media sosial saat ini marak mengulas isu LGBT hingga hijab syari. Pembahasannya cenderung menghakimi. "Tapi yang disayangkan ada judgement bahwa mereka tidak lebih baik dari kita,” kata dia.

Sebagai seorang muslim, memiliki kewajiban mensyiarkan yang baik. Namun perlu diingat bahwa hasil akhir dari syiar tergantung Allah SWT. “Hasil akhir kita seerahkan kepada Allah,” ujarnya.

Menurutnya, setelah melakukan syiar kebaikan lebih baik mulai serius membenahi kesalahan diri sendiri daripada sibuk memikirkan kesalahan orang lain. “Beraik-baiklah memperbaiki diri sendiri bukan malah sibuk memperbaiki orang lain,” ujarnya.

Ia mengaku mulai berhijab sejak 2003. Dulu, kata dia, perempuan berihjab hanya satu dua. Kini, banyak sekali perempuan berhijab. Artinya, ada energi positif yang membuat orang ramai-ramai mengenakan hijab.

Ia juga mengungkapkan, hampir dua tahun ini menjalankan peran sebagai istri Wali Kota Bandung sekaligus menjabat Ketua PKK Kota Bandung. Sebelum menjadi istri Wali Kota, kata dia, awalnya dirinya berpikir semua masalah akan mudah diselesaikan.

Namun setelah menjadi istri Wali Kota, ternyata tidak seperti yang dipikirkan. Ia mengaku sibuk menjalankan berbagai agenda. Pagi tadi sebelum berangkat menghadiri acara HCB, ia dan suaminya melaunching program kantong plastik berbayar di Kota Bandung. Ia berharap HCB ikut mendukung program tersebut.

Semua kesibukan sebagai istri Wali Kota, kata dia, tentu bisa disikapi dengan manajemen yang tepat. “Jadi semua ada hikmahnya. Tinggal bagaimana memanajnya,” ucapnya.

Ia pun menyampaikan pesan khusus kepada anggota HCB yang jumlahnya mencapai lebih dari 500. Menurutnya lewat acara pengajian ini banyak sekali manfaat yang bisa dipetik, mulai silaturahmi, berbagi informasi pekerjaan atau bisnis, hingga membahas tema-tema yang sedang hangat di masyarakat.

“Ketika kita berada di sini baik untuk menjaga kualitas, sebab kesolehan bukan buat diri kita sendiri saja,” katanya.

Menurutnya, kesolehan harus berbagi dengan orang lain. Agar orang lain menjadi lebih baik. Ia pun mengajak HCB untuk menggelar kegiatan di masyarakat, bukan hanya kegiatan di lingkungan hijabers saja.

“Maka coba HCB membuat kegiatan di masyarakat, misalnya gerakan pungut sampah, antikorup, buktikan HCB untuk masyarakat lebih baik,” katanya.

Kredit

Bagikan