Mahasiswa asing cuma 2 persen, Unpad masuk peringkat 151 di Asia

user
Mohammad Taufik 20 Desember 2015, 10:19 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jumlah mahasiswa asing yang sedang menempuh studi di Universitas Padjadjaran (Unpad) masih berada di angka 2 persen dari total sekitar 10 ribu mahasiswa. Padahal idealnya jumlah mahasiswa asing berada di angka 5 persen dari total mahasiswa.

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Internasional Rizky Abdulah saat acara 'International Day 2015' yang digelar di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Kamis (17/12).

Rizky menuturkan, mengacu kepada QS University Ranking, salah satu penyelenggaraa pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia, salah satu aspek yang berpengaruh terhadap peringkat suatu perguruan tinggi, setidaknya harus memiliki 5 persen mahasiswa asing.

"Salah satu parameter yang dipersyaratkan itu internasionalisasi. Dimana menurut mereka basis penilaiannya minimal 5 persen jumlah mahasiswa asingnya. Sementara Unpad dengan jumlah mahasiswa yang begitu besar hanya 2 persen (mahasiswa asing) Jadi masih kurang," ujar Rizky.

Untuk itu, salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan mahasiswa asing untuk kuliah di Unpad, yakni dengan meluncurkan kantor internasional.

"Jadi ini oleh Pak Rektor dibentuk salah satunya untuk meningkatkan ranking Unpad di dunia internasional," kata dia.

Menurut Rizky, kantor internasional sendiri masih dalam satu kesatuan dengan kantor kerja sama yang berada di bawah UPT kerja sama dan kantor internasional. Namun sejak Oktober lalu, sudah diputuskan dipisahkan.

"Jadi dipisah. Ini menunjukkan keseriusan Unpad untuk meningkatkan ranking internasional," kata Rizky.

Lebih lanjut Rizky menjelaskan, dalam rangka meningkatkan jumlah mahasiswa asing itu ada beragam layanan yang diakomodasi oleh kantor internasional Unpad. Setidaknya ada lima layanan yang difasilitasi. Pertama inbound student yang diperuntukan untuk mahasiswa asing yang ingin kuliah di Unpad.

Kedua, outbound student yang diperuntukan untuk mahasiswa Unpad yang belajar ke luar negeri. Ketiga, inbound scholar yang diperuntukan untuk profesor atau pengajar dari luar negeri.

Keempat, outbound researcher diperuntukan untuk peneliti dari Unpad yang akan ke luar negeri. Kelima, global partnership yang diperuntukan untuk universitas atau lembaga dari luar negeri untuk menjalin kerja sama

"Jadi ini salah satu cara untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing dengan membuat kantor internasional," ucapnya.

Berdasarkan catatan tahun 2015, peringkat Unpad di QS University Ranking berada di peringkat 151-200 wilayah Asia. Dua tahun sebelumnya, Unpad berada di luar peringkat 200 Asia.

Kredit

Bagikan