Tak cepat cari solusi banjir, anggota dewan takut Bandung tenggelam

user
Farah Fuadona 18 Desember 2015, 17:45 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Sunehdar, menyatakan jika masalah banjir Bandung selatan tak segera diatasi ia khawatir Bandung akan tenggelam. Kekhawatiran ini sudah ia rasakan sejak pertama dilantik sebagai anggota dewan pada 2009.

“Saya berasal dari Rancaekek, sudah merasakan banjir. Jadi saya korban juga. Jadi saat dilantik pada 2009, tahun 2010-nya dibentuk pansus banjir. Saya termasuk anggota pansus yang menganalisis dan turun ke lapangan,” kata Cecep.

Cecep berbicara dalam diskusi Dinamika PR FM bertema Panas Kekeringan Hujan Kebanjiran: Menyoal Banjir di Kabupaten Bandung, Jumat (18/12).

Ia membeberkan, pansus banjir menghasilkan tiga rekomendasi. Pertama penanganan banjir dengan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, kedua pencegahan dini banjir, ketiga relokasi warga yang terdampak.

“Jadi pemukiman yang di bawah permukaan jalan untuk segera relokasi,” katanya, mengacu pada empat kecamatan Bandung selatan yang rutin dilanda bajir tiap musim hujan, yakni Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah dan Cieunteung.

Namun, ia menilai program penanganan banjir di Bandung selatan kurang sinkron dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan daerah lain di cekungan Bandung seperti Sumedang, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat.

Contohnya di Rancaekek sebagai daerah perbatasan Sumedang dan Kabupaten Bandung, di sana berdiri industri atau pabrik dan persawahan. Artinya ada masalah tata ruang yang keliru yang memperparah terjadinya banjir.

“Banjir di Rancaekek hanya perlu hujan dari Jatinangor. Di kiri jalan dibangun pabrik, di kanannya pertanian. Ini jelas ada masalah tata ruang,” ujarnya.

Kredit

Bagikan