Berjalan Sepekan, Begini Evaluasi Rekayasa Jalan di Antapani dan Sukajadi
Bandung.merdeka.com - Rekayasa lalu lintas yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) bersama Polrestabes Bandung di dua titik yakni Antapani dan Sukajadi telah berjalan selama sepekan. Rekayasa di Antapani dilakukan lebih dulu yakni pada Senin, 14 Januari pekan lalu. Tiga hari kemudian atau pada 17 Januari rekayasa lalu lintas dilakukan di Jalan Sukajadi.
Dinas Perhubungan melakukan evaluasi terkait pelaksaan rekayasa jalan di dua titik tersebut. Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ruswandi menuturkan, untuk rekayasa lalu lintas yang dilakukan di Sukajadi secara umum berjalan lancar dengan dibukanya barier di persimpangan jalan setelah Taman Sukajadi. Namun kepadatan terjadi dari arah Jalan Cemara bagi pengendara yang akan memutar.
"Kemarin sudah rapat evaluasi rekayasa. Sebenernya kalau dari segi survei kita yang Sukajadi itu, kalau dari pergerakan atas bawah itu sudah lebih baik. Yang jadi masalah itu dari Cemara, itu memang jadi penumpukan. Tapi kita mau dicoba pake kanalisasi dari Cemara sehingga dari Cipaganti tidak masuk karena ketika kita wawancara (pengendara) sebagian besar yang masuk ke Cemara itu adalah tujuannya ke Setiabudi untuk motong jalan," ujar Didi kepada wartawan di Jalan Seram, Rabu (23/1).
Selain itu juga, kepadatan lain disebabkan banyak motor yang memutar di dekat Taman Sukajadi. Sehingga. rencananya barier di dekat taman akan ditutup
"Yang jadi handicap disitu itu di dekat taman, karena banyak sepeda motor memutar. Itu mau kita tutup. Sebenarnya itu udah ditutup cuma bisa digusar geser," kata dia.
Adapun untuk di wilayah Antapani, dari hasil evaluasi yang dilakukan, pihaknya akan melakukan sistem buka tutup. Barier di persimpangan Jalan Terusan Jalan Jakarta-Sulaksana akan dibuka pada pagi hari. Sementara barier di persimpangan Jalan Terusan Jalan Jakarta-Purwakarta akan dibuka pada sore hari.
"Kelihatannya sudah terpecahkan bahwa untuk pagi hari itu dari arah Sulaksana itu dibuka. Itu menyelesaikan. Kalau sore harinya ke arah Purwakarta itu yang dibuka. Jadi buka tutup sistem waktu. Karena kalau performance disitu ke arah Timur udah lebih baik. Jadi buka tutupnya di 2 titik itu di Sulaksana dan Purwakarta,"ucapnya.
Ketika didisinggung adanya sebagian warga yang menolak terkait rekayasa tersebut, menurut Didi, warga hanya belum terbiasa dengan pola tersebut.
"Itu salah salah satu poinnya karena warga belum terbiasa. Kemudian ketika yang Jalan Subang itu kapasitasnya kurang, sehingga harus dua dengan Purwakarta," katanya.