Dapat Bantuan, Pemkot Berencana Hadirkan 'Busway' di Kota Bandung

user
Endang Saputra 10 Januari 2019, 19:31 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana menghadirkan jalur khusus bus seperti Busway DKI Jakarta. Program ini merupakan salah satu komitmen kerja sama Pengembangan Angkutan Umum Massal Pilot Project Sutrinama (Indonesia Sustainable Urban Transport Program ) dan Indonesian BRT (Bus Rapid Transit) Corridor Development Project antara Kementerian Perhubungan dengan sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Kota Bandung.

Kepala Dinas Perhubungan Didi Riswandi mengatakan, Kota Bandung merupakan salah satu dari empat daerah di Indonesia yang mendapatkan bantuan berupa kajian untuk pengembangan satu koridor BRT dari Kementrian Perhubungan oleh GIZ (Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) Jerman.

"BRT itu adalah jalur khusus seperti busway Jakarta. Jadi dia punya jalurnya khusus. Dari 11 daerah yang mengajukan empat daerah yang dapat. Jadi ada Bandung, Pekanbaru, Batam dan Medan," ujar Didi kepada wartawan, (10/1).

Didi mengungkapkan, pihaknya saat ini masih mengkaji lokasi yang tepat untuk jalur khusus BRT tersebut. Namun dia menyebut ada tiga titik yang kemungkinan menjadi jalur BRT yakni Jalan Sukarno Hatta, Jalan Asia Afrika dan Lingkar Selatan.

"Lokasinya belum ditentukan tapi kemungkinan tiga itu. Dari kajian kita kalau berdasarkan demand (penumpang) itu yang paling besar Asia Afrika," kata dia.

Didi menjelaskan, bantuan yang diberikan GIZ ini berupa kajian, pengembangan jalur, shelter hingga armada bus yang akan dioperasikan. BRT ini ditargetkan dapat beroperasi tahun 2021.

"Mulai dari shelter, armadaya itu semuanya bantuan. Namun jika kemungkinan membutuhkan biaya tinggi akan ada penyertaan modal dari Pemerintan Provinsi Jawa Barat dan Pemkot Bandung. Kita rencanakan tahun 2021 (mulai beroperasi) tapi karena sudah ada kajian dengan Korea semoga bisa diperkirakan 2020," ucapnya.

Pihaknya pun sudah memikirkan skenario jika BRT tersebut nantinya beroperasi agar tidak tumpang tindih dengan Bus TMB dan Damri yang melewati jalur serupa. Namun pihaknya sudah menyiapkan opsi, jika BRT ini mulai beroperasi kemungkinan besar, jalur TMB dan Damri akan dialihkan. Sehingga jalurnya berbeda dengan BRT.

"Jadi nanti Damri dan TMB bisa digeser. Termasuk juga angkot. Kalau angkot rencana tahun ini mau studi jadi feeder. Kalau misalnya jalur utama sudah bus siapa nyuplai penumpang ke bis? Nah angkot ini yang akan jadi feeder dari pemukiman warga ke shelter. Jadi le depan polanya seperti itu," katanya.

Kredit

Bagikan