PT KAI tawarkan Kota Bandung berbasis rel virtual

user
Endang Saputra 14 September 2018, 16:54 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menggelar pertemuan dengan Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung, Oded M Danial di Balai Kota Bandung, Jumat (14/9). Dalam pertemuan tersebut PT KAI menawarkan transportasi masal berbasis kereta bernama Autonomous Rapid Transit (ART).

Edi mengatakan transportasi massal menjadi solusi kemacetan di dalam Kota Bandung. ART merupakan salah satu teknologi baru yang bisa diterapkan dengan berbasis rel virtual.

"Dia pakai virtual track. Jadi tracknya ada garis, dia membaca dengan sensor untuk diarahkan. Jadi tidak menggunakan konvensional besi," ujar Edi kepada wartawan.

Edi menuturkan teknologi ini dikembangkan di Tiongkok. Kereta tersebut dapat dijalankan oleh mesin bertenaga baterai yang dapat diisi ulang sehingga bisa lebih efektif dan efisien.

"Setiap kali berhenti dia menaikkan dan menurunkan penumpang, men-charge (mengisi baterai-red). Pengisian baterai 10menit bisa untuk 25 km," kata dia.

Selain teknologi yang canggih, ART pun diklaim lebih murah karena tidak memggunakan rel konvensional. Sehingga proyeknya pun bisa dikerjakan dengan cepat karena tak perlu membangun kontruksi seperti layaknya rel kereta pada umumnya.

Terkait hal tersebut, baik PT KAI maupun Pemkot Bandung masih melakukan kajian tentang teknologi ini untuk diterapkan di Kota Bandung. Rencananya, ART akan digunakan di jalur-jalur padat dengan ukuran badan jalan yang besar, seperti Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Asia Afrika.

Oded M. Danial mengaku sangat tertarik dengan teknologi yang ditawarkan PT KAI itu. Apalagi Kota Bandung saat ini memang membutuhkan transportasi massal sehingga dapat memgurai kemacetan.

"Sangat tertarik. Harganya murah, dan ini tidak perlu konstruksi," ujar Oded.

Meski demikian, ia mengatakan masih akan membahas lebih lanjut untuk menerapkan ART sebagai transportasi massal di Kota Bandung. Sebab, Kota Bandung juga berencana membangun LRT yang telah dicanangkan sejak tahun lalu.

Selain soal ART, PT KAI juga memohon dukungan pada reaktivasi empat jalur kereta di Jawa Barat, salah satunya Bandung-Ciwidey. Pemkot Bandung mendukung langkah PT. KAI untuk mengaktifkan kembali rel-rel kereta yang telah lama tidak digunakan.

Oded menilai, jalur kereta Bandung-Ciwidey menjadi solusi kemacetan yang selama ini terjadi di jalur lalu lintas menuju Ciwidey. Kawasan wisata itu selalu padat di akhir pekan. Oleh karena itu, Oded mengapresiasi gagasan PT KAI untuk membuka kembali jalur tersebut.

"Dari empat jalur ini mereka sudah siap akan memulai dan meminta kepada Kota Bandung untuk menyosialisasikan kepada warga yang terkena dampak," kata dia.

Rencananya, PT KAI akan mengaktifkan kembali empat jalur kereta. Keempatnya yaitu jalur Cibatu-Garut-Cikajang, Bandung – Ciwidey, Banjar-Pangandaran-Cijulang, dan Rancaekek-Tanjungsari. Salah satu rute tersebut, yaitu Bandung-Ciwidey akan melewati wilayah Kota Bandung.

Kredit

Bagikan