Dua cawapres yang diusung Ki Sunda ini punya misi khusus melaju di Pilpres 2019

user
Endang Saputra 05 Agustus 2018, 13:32 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Para pejuang Ki Sunda di tatar Jawa Barat, Banten, dan seluruh pelosok Nusantara sepakat mengusung dua nama besar asal Jawa Barat untuk melaju sebagai calon wakil presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Dua tokoh tersebut adalah Yuddy Chrisnandi selaku Mantan Menteri PAN RB yang sekarang menjadi Duta Besar RI untuk Ukraina, Georgia dan Armenia, dan Ahmad Heryawan sebagai mantan Gubernur Jawa Barat.

Diusungnya dua nama tersebut oleh Ki Sunda tentu bukan tanpa alasan. Kedua nama besar ini mengemban tugas untuk menjalankan misi khusus, di antaranya adalah menjaga eksistensi dan harkat martabat Ki Sunda.

Ketua Karukunan Tatar Sunda (KTS), Aceng Ahmad Nasir mengatakan, adanya pengusulan cawapres yang dilakukan oleh Ki Sunda adalah untuk eksistensi dan harkat martabat Ki Sunda dengan tawadhu.

"Kami dari Ki Sunda menyatakan bahwa warga Sunda bertekad untuk mendorong NKRI yang lebih maju berpijak pada empat pilar kebangsaan, lebih beradab, berkeadilan, serta menjunjung tinggi martabat dan kesetaraan antar suku," ujar Aceng, Minggu (5/8).

Bukan hanya itu, warga Sunda juga siap mendukung dan mensukseskan pemilihan presiden 2019 mendatang yang jujur, adil, dan transparan.

Warga Sunda siap mendukung dan memilih calon presiden 2019 yang memiliki kesungguhan komitmen dan keberpihakan pada rakyat Indonesia khususnya keberpihakkan kepada warga Sunda.

"Untuk itu kami mengusulkan kepada calon presiden mendatang dua potensi pejuang Ki Sunda sebagai calon wakil presiden yaitu Ahmad Heryawan, dan Yuddy Chrisnandi," imbuhnya.

Mencuatnya dua nama asal Tatar Sunda yang diusung untuk melaju dalam Pilpres 2019 ini sudah melalui tahap panjang melalui sebuah perenungan para pejuang Ki Sunda di tatar Jawa Barat, Banten, dan seluruh pelosok Nusantara.

Sementara itu, Ketua GENTRA Sunda, Robi Nurhadi mengatakan, warga Sunda selalu senantiasa konsisten dengan keputusan bersama bangsa Indonesia dari mulai pondasi bangsa yakni dalam bentuk penerimaan dan pembela utama empat pilar.

Yakni Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika hingga dukungan terhadap setiap proses perubahan sistem dan mekanisme demokrasi bangsa yang hingga hari ini belum menemukan bentuk sempurnanya.

"Apresiasi para elite politik dan pemegang kekuasaan dipusat pun sepertinya tidak lagi proporsional dengan apa yang telah diberikan warga Sunda. Bagai sebuah konspirasi, para elite mengabaikan para tokoh dan potensi Ki Sunda dalam kesempatan menempati posisi yang memungkinkan Ki Sunda ikut mengelika dan berjuang demi kepentingan bangsa Indonesia," katanya.

Kredit

Bagikan