Jelang Ramadan, harga daging ayam di Bandung tembus Rp 40 ribu, telur Rp 27 ribu
Bandung.merdeka.com - Beberapa hari jelang datangnya bulan Ramadan, harga daging ayam dan telur terus merangkak naik. Pantauan di pasar tradisional harga daging ayam menembus Rp 40 ribu per kilogram. Sementara harga telur mencapai Rp 27 ribu per kilogram.
Hal tersebut terungkap saat jajaran pejabat Pemkot Bandung melakukan sidak ke Pasar Baru Bandung, Jalan Otto Iskandar Dinata, Selasa (15/5). Dalam sidak tersebut dipimpin langsung Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin. Kemudian Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Elly Wasliah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Eric M Attauriq, Dirut PD Pasar Bermartabat Ervam Maksum.
Salah seorang pedagang daging ayam, Tedi (56), mengatakan kenaikan daging ayam terjadi sejak dua hari lalu. Kenaikan ini dipicu meningkatnya permintaan, sementara pasokan berkurang.
"Harga hari ini Rp 40 ribu per ekor. Dua hari kemarin harganya masih Rp 36 ribu. Dari dua hari kemarin mulai naik Rp 2 ribu sehari, penyebabnya kebutuhan masyarakat meningkat, sementara pasokan berkurang," ujar Tedi kepada wartawan.
Tedi menyebut, bahwa harga normal daging ayam berada pada kisaran Rp 28-30 ribu. Jika pada hari biasa dirinya bisa mendapat pasokan 1200 ekor per hari, menjelang Ramadan ini dirinya hanya mendapat pasokan 700 ekor per hari. "Saya dapat pasokan dari Ciamis. Jelang Ramadan ini pasokan berkurang, sementara permintaan dari masyarakat tinggi," katanya.
Tedi memprediksi harga daging ayam akan terus naik mendekati bulan Ramadan. Namun harga akan kembali normal pada saat pertengahan bulan Ramadan. "Trennya 10 hari awal bulan puasa turun. Kemudian 10 hari jelang lebaran harganya naik lagi. Jadi grafiknya seperti itu tiap tahun," ucapnya.
Sementara itu, Ani (41) pedagang telur mengatakan bahwa harga telur mengalami kenaikan. Jika harga normal Rp 22 ribu per kilogram, saat ini sudah mencapai Rp 27 ribu per kilogram. "Ya setiap tahun mau puasa memang sudah seperti itu. Tapi nanti pertengahan puasa turun lagi," ucap Ani yang mendapat pasokan telur dari Jawa Timur.
Di tempat sama, Pjs Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin, mengungkapkan secara keseluruhan harga bahan pangan di Kota Bandung relatif stabil. Hanya daging ayam dan telur yang mengalami kenaikan, selebihnya normal. Daging, ikan, termasuk juga sayuran, tidak ada kenaikan yang terlampau signifikan.
"Ini memang tergantung pada pasokan. Setahu saya pasokan ayam dari daerah Ciamis dan Cianjur. Itu bagian dari pedagang besar. Saya minta jangan sampai naik lagi. Mudah-mudahan beberapa hari ke depan kita bisa mencari solusinya dan harganya bisa stabil," kata Solihin.
Atas kenaikan tersebut, Solihin mengaku akan mengevaluasinya bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan. Menurutnya, Pemkot Bandung harus segera mencari solusi saat harga terus melonjak. Terutama untuk harga daging ayam dan telur. "Sebelum Satgas Pangan turun, kita akan berkoordinasi dengan pemasoknya," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Elly Wasliah menyampaikan, harga komoditas pangan dalam kondisi relatif stabil. Selain itu, stoknya pun masih aman.
Terkait kenaikan harga daging ayam, Elly menjelaskan, kebutuhan daging ayam di Kota Bandung mencapai 800.0000 ekor per hari. Hal itu terdiri dari 600.000 ayam boiler dan 200.000 ayam pejantan. Saat permintaan meningkat, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemasok.
"Saat produsen menaikan harga tidak tinggi tetapi ternyata harga di pasaran tinggi, ini yang akan diteliti. Di titik mana yang mengambil keuntungan terlalu besar. Kita akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan," katanya.
Dispangtan siapkan mini lab
Dinas Pangan dan Pertanian (Disdpangtan) Kota Bandung mengerahkan kendaraan lab keliling untuk pemeriksaan rutin terkait komoditas pangan segar yang djual di Kota Bandung. Tak hanya ke pasar tradisional, mobil lab ini juga melakukan pemeriksaan ke pasar modern.
"Alhamdulillah Pemkot Bandung khususnya Dispangtan sejak 2107 memiliki kendaraan lab keliling untuk memeriksa komoditas pangan segar yang dijual. Setiap hari bergerak pasar modern dan tradisional pemeriksaan mutu pangan segar," ujar Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah kepada wartawan di Pasar Baru Bandung.
Elly menjamin komoditas pangan segar seperti daging, sayur-sayuran dan buah-buahan yang dijual di pasar tradisional dan swalayan di Kota Bandung bebas dari bahan kimia berbahaya. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir, sebab pihaknya melakukan pemeriksaan rutin terkait komoditas pangan segar yang djual di Kota Bandung.
Elly mengakui bahwa saat ini baru ada satu unit mobil keliling yang dimiliki Dispangtan. Namun ditambah dengan hadirnya mini lab food security di 34 pasar yang ada di Kota Bandung, pihaknya menjamin kualitas pangan yang dijual. "Ini kita rutin lakukan pengujian. Apalagi mendekati bulan Puasa," katanya.
Berdasarkan pantauan tampak petugas memeriksa sejumlah komoditas seperti daging sapi, daging ayam, beras. Pemeriksaan dilakukan di mobil lab keliling dan mini lab yang berada di Pasar Baru.
Pemeriksaan daging sapi dilakukan dengan menggunakan halal test. Sampel daging dimasukan ke dalam sebuah alat khusus. Halal test ini untuk melihat apakah daging sapi dicampur dengan daging celeng atau tidak. Sementara untuk daging ayam dilakukan uji formalin dan boraks.
Hal ini juga mengetahui ayam yang dijual terdapat kandungan formalin atau tidak Untuk beras, petugas juga melakukan uji klorin. Petugas mengambil sampel dari komoditas yang diuji yang kemudian dimasukan ke dalam test kit khusus.
"Berdasarkan hasil pengujian alhamdulillah komoditas pangan yang dijual di Pasar Baru aman. Sehingga tidak perlu khawatir membeli di pasar tradisional," ujarnya.