Banjir bandang di Cicaheum, akibat tak terkendali eksploitasi di Bandung Utara
Bandung.merdeka.com - Kepala Dinas Kabakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Ferdi Ligaswara, mengatakan banjir Bandung yang melanda kawasan Cicaheum, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati pada Selasa (20/3) kemarin karena eksploitasi wilayah Bandung Utara yang semakin tidak terkendali.
Menurutnya daerah resapan di wilayah Bandung Utara semakin berkurang karena alih fungsi lahan.
"Karena kita tahu beberapa titik Bandung Utara yang mencakup 4 wilayah (Kota Bandung, KBB, Cimahi, Kabupaten Bandung) sudah sangat tidak terkendali pembangunan. Bayangkan tebing, jurang saja dibangun. Jadi resapan air sudah tidak bisa lagi terlindungi," ujar Ferdi kepada awak media.
Akibatnya daerah resapan air yang semakin berkurang membuat air langsung masuk ke sungai. Hal ini membuat tingginya debit air sungai.
"Air itu langsung menusuk ke sungai dan kali. Sehingga luapannya membawa lumpur ke dataran yang lebih rendah. Tanggul-tanggul banyak yang jebol," kata dia.
Menurut Ferdi, banjir yang terjadi di Cicaheum sendiri terbilng cukup besar. Derasnya aliran membuat arus lalu lintas di kawasan Cicaheum sempat tidak bisa dilewati kendaraan. Jika hal eksploitasi di wilayah Bandung Utara tidak segera dihentikan, bukan tak mungkin kejadian serupa akan kembali terulang.
"Saya sudah ingatkan beberapa waktu lalu akan terjadi banjir Bandang, kenapa, eksploitasi Bandung Utara sudah sangat kritis bisa akan terjadi banjir lebih hebat lagi ke wilayah bawah Bandung dan sekitarnya. Sekali lagi Saya mengingatkan hentikan pembangunan Bandung Utara yang tidak mengikuti sesuai dengan aturan," katanya.