Waspadai 23 titik rawan longsor di Kabupaten Bandung ini
Bandung.merdeka.com - Bencana tanah longsor terjadi di Kampung Muara, Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Insiden itu menewaskan empat orang sekaligus, yang merupakan satu keluarga. Mereka tewas tertimbun akibat tertimpa reruntuhan material tempat tinggalnya sendiri.
"Bencana longsor ini mengakibatkan empat orang yang merupakan satu keluarga meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus pada wartawan, kemarin.
Longsor tersebut terjadi usai di wilayah tersebut dilanda hujan dengan intensitas tinggi dini hari tadi. Guyuran hujan itu mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah hingga bencana longsor terjadi.
Kemudian sekitar pukul 00.00 WIB, bencana longsor menimpa keluarga Rukman (40). Seluruh orang yang ada di dalamnya tak bisa menghindari longsor yang terjadi. "Longsor itu menimpa dua rumah, tapi satu rumah dalam keadaan kosong. Sedangkan satu lainnya menimpar empat orang tersebut," ujarnya.
Korban itu merupakan Rukman (40), Usu (30) istri dari Rukman dan dua anak lainnya yakni, Dini (8), serta Nanda (6 bulan). Seluruh korban sudah berhasil dievakuasi petugas BPBD, serta aparat setempat dan unsur Muspika dari Kecamatan Rancabali. Hingga pagi ini tim masih membersihkan sisa material longsoran.
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat ada 23 kecamatan yang masuk dalam kategori rawan bencana longsor. Di musim penghujan ini masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Apalagi bencana longsor yang menelen empat korban jiwa di Kampung Muara RT04 RW 06 Desa Citelah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, baru saja terjadi pada dini hari tadi.
"Kalau di wilayah Kabupaten Bandung ini 23 kecamatan yang masuk dalam kategori rawan longsor," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Heru Kiatno, saat dihubungi wartawan, Selasa (31/10).
‎BPBD kata dia, terus berupaya melakukan sosialisasi kepada warga yang berada atau tinggal di kawasan rawan longsor tersebut. Beberapa titik yang masuk dalam zonasi merah sudah diimbau untuk mengungsi karena khawatir terjadinya pergerakan tanah.
"Sebenarnya kami sudah lakukan sosialiasi, termasuk di Desa Ciletah Rancabali. Kita sudah ingatkan warga sekitar agar siap-siap mengungsi ke kawasan yang lebih aman, karena jika hujan lebat ini rawan pergerakan tanah," ujarnya.
Seperti halnya terhadap empat korban tewas yakni, Rukman (40), Usu (30) istri dari Rukman dan dua anak lainnya yakni, Dini (8), serta Nanda (6 bulan) yang sudah diingatkan untuk mengungsi. Hanya saja mereka batal mengungsi karena hujan yang mengguyur sempat berhenti pada sore harinya.
"Menurut keterangan warga juga akan mengungsi pada sore harinya tapi tidak jadi karena hujan berhenti (tidak jadi mengungsi), dan memang musibah itu tidak bisa diprediksi," katanya.