Kota Bandung bikin sodetan Sungai Citepus untuk tanggulangi banjir

user
Muhammad Hasits 23 Oktober 2017, 11:56 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Pemkot Bandung tengah mengerjakan proyek sodetan Sungai Citepus di kawasan Jalan Pagarsih. Sodetan ini dibangun menjadi tol air agar tidak lagi terjadi banjir parah yang kerap melanda kawasan ini saat musim penghujan.

Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Tedy Setiadi mengatakan sodetan dibangun mulai dari sekitar persimpangan Jalan Pagarsih-Jalan Kalipah Astana Anyar. Sodetan sepanjang 140 meter itu akan dipasang basement air yakni box culvert dengan bidang 3,8 x 5 meter. Proyek akan dikerjakan kurang lebih tiga bulan dan ditargetkan rampung Desember mendatang.

"Proyek tersebut diupayakan sebagai langkah penanggulangan banjir ditargetkan Desember bisa rampung," ujar Tedy, Senin (23/10).

Menurutnya proyek ini akan menjadi penanggulangan banjir dari sungai mulai hulu sampai kehilir. Tol air ini berfungsi untuk mengimbangi arus deras yang selama ini melebihi kapasitas saluran lama saat hujan tiba.

"Nantinya kedua saluran air ini akan difungsikan untuk membagi arus deras yang merupakan banjir kiriman dari dataran di utara Pagarsih," katanya.

Untuk mengejar target proyek tersebut maka akan dilakukan pengerjaan baik siang dan malam. Sehingga ketika puncak musim penghujan diharapkan proyek sudah selesai.

Menurutnya, sebenarnya sodetan kawasan Pagarsih dirancang sepanjang 260 meter. Namun rencana tersebut untuk dilaksanakan hingga 2018 mendatang. Untuk tahun ini, maka ditargetkan sepanjang 140 meter terlebih dahulu. Tahun ini, proyek tol air Pagarsih disiapkan anggaran pengerjaan proyek sekitar Rp 11 miliar.

Saat ini pengerjaan proyek dimulai dengan penggalian aspal jalan. Nantinya akan dipasang gorong-gorong sebagai aliran air. Diharapkan air Sungai Citepus tidak lagi meluap ke jalan.

Ia memgimbau masyarakat untuk menghindari akses lalu lintas melewati maupun warga kawasan tersebut. Pihaknya berharap warga dapat bersabar dalam rangka melancarkan proyek penanggulangan tersebut.

Selama pengerjaan sodetan, Jalan Pagarsih diberlakukan satu jalur sepanjang 350 meter menuju simpang Jalan Astana Anyar. Pengendara yang akan menuju Jalan Pagarsih dialihkan ke Jalan H. Sapari yang diakses dari Jalan Astana Anyar, atau dari Jalan Natawaijaya yang diakses dari Jalan Terusan Pasirkoja.

"Kami mohon maaf karena ada gangguan karena pengerjaan ini tapi tentu untuk warga juga agar persoalan banjir tidak terjadi lagi. Koordinasi juga kami melakukannya dengan pihak terkait termasuk aparat kewilayahan sehingga di sana pengerjaan dan kondisi tetap berjalan lancar," ujarnya.

Sebelum pelaksanaan proyek, Dadan Darmawan mengatakan untuk tahapan awal adalah penggalian jalur sodetan. Di mana setelah penggalian sedalam 4 meter maka box culvert akan dipasang sampai belokan Sungai Citepus sepanjang jalan Pagarsih.

Pekerjaan juga difokuskan pada belokan sungai yang berada sebelum jalur melintang di bawah badan jalan. Saat ini, sungai berbelok kaku membentuk huruf L. Tepat di sudut belokan itu dipasang sejumlah batu kali.

"Setelah digali sedalam 4 meter, box culvert akan dipasang hingga ke belokan Sungai Citepus yang melintang di badan Jalan Pagarsih. Box culvert yang digunakan memiliki lebar 5 meter, tinggi 4 meter, dengan ketebalan 1.2 meter," katanya.

Kredit

Bagikan