Dedi Mulyadi dan Dandim 0618/BS kirim bantuan Ponpes Al Kasyaf

user
Farah Fuadona 10 Agustus 2017, 04:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi menyambangi Pondok Pesantren Al Kasyaf yang berada di Komplek Vijaya Kusumah, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Rabu (9/8). Dedi memberikan bantuan untuk kontrakan para santri di ponpes tersebut yang terpaksa tidur di teras.

"Saya hanya sekalian lewat sebelum menengok orang yang dirawat di RS Al-Islam, kemarin ada yang dibacok. Ya mampir lah ikut menyelesaikan dan sudah selesai sekarang," ujar Dedi saat berkunjung ke pesantren Al Kasyaf.

Dedi pun sempat berbincang dengan para santri di Ponpes Al Kasyaf. Dia pun melihat secara langsung kondisi para santi yang tinggal di teras. Dia mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. "Tadi denger curhatan anak-anak. Mereka dibawa enjoy aja gitu loh," katanya.

Namun demikian dari hasil kunjunnya ke Ponpes tersebut, Dedi mengaku terkesan dengan sistem pembelajaran disana. Dimana para santrinya sudah mampu menulis karyanya dalam bentuk buku.

Dedi bahkan akan mengirimkan Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta untuk datang ke Ponpes Al Kasyaf untuk mempelajari metode pembelajaran literasi.

"Harapannya Ke depan setiap siswa di Purwakarta bisa menulis buku seperti anak-anak di sini," ungkapnya.

Tak hanya Dedi, Dandim 0618/BS Letkol Inf Arfin Dahlan juga turut menyampaikan bantuan untuk Ponpes al kasyaf. Kodim 0618/BS mengirim puluhan kasur untuk tempat tidur para santri.

Arfin bersama anggotanya mendatangi langsung ke Ponpes al Kasyaf yang berada di kawasan Cipadung ini. "Siapapun yang melihat kondisi ini tentu kata yang terungkap prihatin. Namun kalimat prihatin tidak cukup kalau tidak ada langkah, tindakan yang dilakukan. Saya ikut kesini melihat langsung setelah pemberitaan ramai di media," katanya.

Arfin mengaku sangat mengapresiasi pengurus pesantren, karena bisa mengorbankan waktu pikiran tenaga bahkan meteri untik mengurusi generasi muda. Terlebih lagi dengan sumber dana yang  serba terbatas.

"Pesantren didirikan atas dasar kemanusiaan. Sumber dananya dari donasi, sedekah dan infak. Santrinya anak yatim, orang yang tidak mampu. Saya sangat mengapresiasi pengurus pesantren ini, karena bisa mengorbankan waktu pikiran tenaga bahkan meteri untuk mengurusi generasi muda. Saya tidak melihat konteks jumlahnya, tapi pengurus pesantren sudah mempersiapkan generasi muda kita," ujar Arifin

Kredit

Bagikan