'Miskin' perhatian dari mama-papa bisa picu anak jadi autis


Ilustrasi autis
Bandung.merdeka.com - Dewasa ini, tak sedikit orangtua yang tetap memilih untuk bekerja saat sudah memiliki buah hati. Tuntutan ekonomi kerap menjadi alasan. Kebutuhan anak yang segudang serta harga yang semakin tak bersahabat membuat para orangtua berat untuk melepaskan pekerjaan mereka.
Khususnya bagi para ibu yang tetap memutuskan untuk mengejar kariernya. Waktu rehat dari urusan pekerjaan atau cuti selama tiga bulan untuk melahirkan tentulah dinilai tak cukup. Terlebih, saat sang buah hati harus terpaksa ditinggalkan karena kembali bekerja merupakan momen mengharukan.
Kembali berjibaku dengan sederet pekerjaan kerap membuat orangtua justru secara tidak sadar mengabaikan anak. Kondisi fisik yang lelah saat pulang kerja membuat anak yang sebenarnya membutuhkan perhatian lebih malah terabaikan.
Bahkan tak jarang orangtua yang memberikan gadget kepada anak-anaknya supaya anak lebih anteng dan tidak merecoki orangtua. Namun, tahukah Anda bahwa kesibukan di dunia pekerjaan dan mengabaikan sang buah hati bisa membuat mereka menjadi autis atau sebagai penyandang anak berkebutuhan khusus?
Direktur Autisme Care Center, Juju Sukmana menjabarkan, anak hingga usia lima tahun memiliki kemungkinan menyandang autisme jika kurangnya stimulus dari orang sekitar khususnya orangtua. Untuk itu, mengajak bicara, bercanda, hingga bercengkrama bersama anak sangatlah penting.
"Kebanyakan orangtua sekarang ngasih gadget ke anak biar anteng. Padahal kesibukan anak dengan gadget dan kurangnya perhatian dari orangtua bisa memicu ke autis. Setiap anak punya gejala autis tapi karena stimulusnya baik jadi enggak muncul. Kalau kurang perhatian, anak bisa autis," ujar Juju kepada Merdeka Bandung.
Pemberian sederet alat berteknologi canggih dengan harga yang tergolong mahal bukan menjadi jalan keluar agar anak bisa asyik dan tidak mengganggu orangtua. Kata Juju, jangan sampai pemberian gadget justru membuat orangtua menjadi menyesal.
"Nanti anak malah asyik dengan dunianya sendiri, itu tidak akan baik untuk tumbuh kembangnya," tuturnya.
Meskipun kebanyakan penyandang anak berkebutuhan khusus nampak dari mereka lahir, seringkali terjadi juga pada anak pada usia dibawah lima tahu. Selain kurangnya perhatian, sakit panas yang tinggi atau pernah terjatuh dalam kondisi yang cukup parah juga bisa memicu autis.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak