Tahun ini mudik lewat Brexit lancar, Nagreg kritis


Bandung.merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, titik kritis musim mudik Lebaran 2017 ini terjadi di jalur selatan, khususnya Nagreg, Kabupaten Bandung dan Gentong, Kabupaten Tasikmalaya. Justru jalur utara yang menyimpul di Gerbang Tol Brebes Timur alias Brexit yang menjadi titik horor pada tahun lalu tidak kembali terjadi pada tahun ini.
Hal itu disampaikan Kapolri di Pos Pelayanan Lebaran Cileunyi, Polres Bandung, Jumat (30/6) pagi. Hadir dalam kesempatan itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan.
"Arus mudik kemarin saya kira cukup lancar. Tahun lalu ada permasalahan utama ada di Brexit. Dengan adanya jalur fungsional Brebes Grinsing dan empat flyover yang sudah dibangun sehingga tidak mengganggu. Alhamdulilah arus mudik lancar semua," kata Kapolri.
Namun untuk Nagreg ini, kata dia, masih menjadi bahan evaluasi bersama yang tidak harus terjadi pada sisa arus balik yang bakal terjadi pada Jumat (30/6) sampai Minggu (2/7) nanti. Dia mengatakan, permasalahan di jalur selatan itu terkait masalah topografi, di mana jalan berkelok dan naik turun.
‎"Untuk Nagreg ini memang ada permasalahan topografi yang berkelok naik turun. Nah, sekarang memang belum ada perbaikan infrastuktur signifikan seperti Brexit. Artinya tahun ini kita tangani yang lebih banyak manualnya," imbuhnya.
Manual yang dimaksud bahwa pengerahan personel akan maksimal untuk mengurai kemacetan pada operasi bersandi Ramadniya 2017 tersebut. Pengerahan personel di titik rawan kemacetan karena yang dihadapi di jalur selatan lebih pada manusianya itu sendiri.
"Di sana ada pasar (tumpah) serta restoran dan masyarakat selfie di Lingkar Nagreg," terangnya. Titah Tito pada jajarannya agar Pasar tumpah yang kerap hadir harus mau diatur. Alternatif lain juga yakni akan melakukan buka tutup jika kemacetan parah sudah terjadi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan serupa. Jalur Nagreg masih menjadi pekerjaan rumah karena ternyata kemacetan itu terjadi di jalur tersebut. "Jalur selatan sekarang memang lebih bagus dari tahun lalu, tapi memang titik kritis ada di Nagreg. Saya cek kendaraan dari Solo ke Nagreg bisa 17 jam. Kalau utara dari Solo ke Nagreg bisa 12 jam. Ada perbedaan 5 jam. Nagreg perlu pengamatan total. Saya setuju kalau satu arah. Bandung cari jalur alternatif. Pedagang ga dagang dulu. Karena khawatir terjadi (kejadian) Brexit," terangnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak