Ketika polisi sebut dosen ITB bunuh diri, ini reaksi keluarga
Bandung.merdeka.com - Kepolisian mengindikasikan tewasnya Suryo Utomo (30) karena bunuh diri. Indikasi itu dilihat dari hasil otopsi korban oleh dokter forensik RSUD Cianjur dan keterangan beberapa saksi. Apa kata keluarga ihwal itu?
"Kita belum pernah diberitahukan (kepolisian) bahwa keponakan saya ini bunuh diri. Sampai sekarang belum ada informasi resminya. Kejadiannya seperti apa. Otopsi dari forensik itu memang urusan polisi. Tapi laporan polisi sampai saat ini belum ada data pada kami," kata paman Suryo, Bambang Sudibyo pada merdeka.com, Selasa (16/5).
Keluarga, menurut dia, baru akan percaya jika penyelidikan kepolisian yang dilakukan resmi dilaporkan langsung dengan melampirkan bukti valid. Sejauh ini pihaknya juga masih belum bisa mengenali jasad korban yang disebutkan bahwa itu Suryo.
"Kalau waktu kita lihat ke sana kan hari Minggu perubahannya (tubuhnya) sudah beda sekali. Jasad besar sekali. Kalau saya belum bisa mengenali. Tapi ibunya memang bilang itu Suryo," ujarnya.
Ibunya menyimpulkan jasad yang mengambang di Waduk Cirata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur dikenali lewat pakaian yang dikenakan. "Ibunya memang mengenali pakaiannya."
Hanya saja, dia sendiri mengaku masih akan menunggu hasil resmi penyelidikan lengkap ditambah DNA yang mana pada Rabu (17/5) besok akan diambil. Sejauh ini kepolisian baru mengambil DNA Suryo. "Akhirnya kita minta tes DNA dan otopsi itu mutlak. DNA dan otopsi jenazah itu sudah. Tapi keluarga belum, baru Rabu besok," jelasnya.
Jika DNA itu valid dengan keluarga pihaknya menyerahkan urusan itu pada kepolisian. Jasad Suryo itu sendiri sudah dikebumikan pada Minggu (14/5) malam. "Kalau misalnya hasil resminya keluar itu Suryo dan penyelidikannya seperti dikatakan itu (bunuh diri) Alhamdulilah kita sudah lakukan yang terbaik untuk almarhum," terangnya.
"Jadi kita berpikir positif saja. Iklaskan. Apalagi ibunya yang merasa lebih kuat-kan mengenali anaknya," ujarnya.
Suryo yang merupakan dosen SBM ITB hilang usai mengantarkan ibunya ke Terminal Leuwipanjang, Bandung pada Rabu (10/5). Sehari berselang mobil yang digunakan Suryo ditemukan di kawasan Ciranjang Kabupaten Cianjur.
Barulah pada Sabtu (13/5) mayat dengan ciri-ciri seperti Suryo ditemukan mengambang di Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur. Kepolisian sudah memastikan itu jasad itu adalah Suryo.
Suryo bukan pria bermasalah
Sampai sekarang keluarga Suryo memang masih menanti hasil resmi otopsi dari kepolisian. Soalnya sebelum ditemukan tewas, Suryo tidak dalam dirundung masalah.
"‎Tidak pernah ada masalah ya sama keluarga. Orangnya baik-baik kok. Malah lagi senang-senangnya saat ini, karena punya anak satu yang usianya baru satu bulan," kata Paman Suryo.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, keluarga ini bahkan sempat merencanakan aqiqah untuk buah hatinya tersebut. "Kita mau aqiqahan. Kita lagi bahagia-bahagianya. Itu adik saya satu-satunya. Istrinya sayang banget sama suaminya. Jadi saya heran kalau dia bunuh diri. Kok bisa," ujarnya.
Di mata keluarga, Suryo merupakan sosok santun dan tidak pernah berperilaku aneh-aneh. Sehingga tidak pernah terbesit sedikitpun jika Suryo ditemukan tewas dengan cara tak wajar. "Sosoknya baik diam. Kalau bercanda juga ya segitu-segitunya, jadi memang kami kaget," ujarnya.
Terlebih Suryo juga tidak memiliki riwayat sakit parah. Luka di leher yang pernah dialami Suryo juga sudah lama sembuh. "‎Jadi pernah di bawah leher luka, tapi itu sudah sembuh ada dua tahun itu. Tapi bekas luka masih ada. Ibunya yang lebih tahu. Kita kurang tahu detilnya. Sehingga kalau terakhir-terakhir ini kita enggak berani bicara lain-lain."‎
‎
Suryo yang merupakan dosen SBM ITB hilang usai mengantarkan ibunya ke Terminal Leuwipanjang, Bandung pada Rabu (10/5). Sehari berselang mobil yang digunakan Suryo ditemukan di kawasan Ciranjang Kabupaten Cianjur.
Barulah pada Sabtu (13/5) mayat dengan ciri-ciri seperti Suryo ditemukan mengambang di Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur. Kepolisian sudah memastikan jasad itu adalah Suryo.