Maju Pilkada Jabar, Ridwan Kamil curhat mulai diserang isu SARA

user
Mohammad Taufik 28 April 2017, 17:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Meski Pilgub Jabar baru akan digelar satu tahun lagi, Ridwan Kamil mengaku sudah mulai diserang dengan isu agama. Pria yang akrab disapa Emil ini menyayangkan dengan merebaknya isu di media sosial terkait penerbitan 300 surat izin pembangunan rumah ibadah non-muslim sepanjang dirinya menjabat sebagai wali kota.

Emil pun merasa difitnah dengan munculnya isu tersebut. Menurut dia sepanjang dirinya menjadi wali kota, pihaknya baru mengeluarkan 10 izin rumah ibadah yang terdiri dari lima masjid, tiga gereja dan dua vihara.

"Saya sudah teliti itu informasi dari Kesbangpol yang terdahulu. Sudah diklarifikasi maka saya sampaikan. Definisi fitnah itu sudah diklarifikasi, per kemarin masih beredar karena situasi politiking-politiking. Jadi bukan kekeliruan di situ, tapi penggunaan informasi yang sudah diklarifikasi masih juga disebarluaskan oleh pihak-pihak tertentu. Sampai tadi malam beredar bahasa-bahasa seperti itu, jadi saya luruskan," ujar Emil kepada wartawan saat ditemui seusai mengisi acara di Masjid Al Ukhuwah, Jumat (28/4).

Emil menyebut jika isu SARA yang diembuskan tersebut berkaitan dengan pencalonannya dalam Pilgub Jabar. Sebab isu tersebut diembuskan oleh orang-orang dari partai politik.

"Karena (fitnah itu) datang dari mulut-mulut ketua partai. Karena datangnya dari sana dan tadi malam informasinya. Padahal sudah diklarifikasi 2 minggu lalu masih terus beredar dan diembus-embuskan, maka masuk definisi difitnah," ucap Emil tanpa menyebut ketua partai yang dimaksud menyebar fitnah.

Emil mengaku bahwa dirinya sudah memberikan klarifikasi dan menegaskan bahwa isu SARA yang beredar di media sosial merupakan fitnah. Dia mencontohkan salah satu fitnah yang dialamatkan kepadanya yakni terkait penerbitan izin rumah ibadah non-muslim yang disebut akan semakin banyak jika dirinya menduduki kursi Jabar 1.

"Bahasanya juga lebay. Nanti jumlahnya ribu-ribu 'cenah kitu' (katanya begitu). Jadi bahasa fitnahnya itu 300 per tahun, berarti kalau nanti Pak Wali (jadi Gubernur) jumlahnya ribu-ribu begitu katanya," ungkapnya

Emil pun berharap pelaksanaan Pilkada Jawa Barat tidak dipenuhi isu SARA. Dia ingin agar pelaksanaan pesta demokrasi dilakukan secara santun yakni menang lewat gagasan bukan dengan memaki orang.

"Mudah-mudahan di Bandung dan Jabar jangan kayak Jakarta lah. Kalau bisa kita pesta demokrasi itu santun menang dengan gagasan bukan dengan memaki-maki orang. Mudah-mudahan itu menjadi dasar demokrasi di jabar satu level lebih tinggi dari Jakarta, amin," ujarnya.

Bawaslu bakal tegas pada setiap kasus SARA

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar Harminus Koto mengatakan masyarakat Jabar sudah sangat dewasa menyikapi persoalan-persoalan yang kerap mewarnai pesta demokrasi.

"Pilkada DKI dan Jabar tidak sama. Masyarakat Jabar pun dikenal silih asah, silih asih, dan silih asuh, keberagaman itu sudah diterima sejak dulu," katanya.

Sehingga indikasi SARA yang pernah menyerang pasangan Basuki Tjahaya Poernama (Ahok)-Syaiful Djarot di Pilkada DKI, dirinya mengaku tidak khawatir isu SARA akan berkembang di Jabar.

"Kita tidak mencium (Isu SARA), apalagi kepentingan-kepentingan di DKI beda dengan Jabar dan masyarakat Jabar pun masyarakat yang teduh," katanya.

Meski begitu, pihaknya bukan berarti tinggal diam. Bawaslu Jabar sejak jauh-jauh hari telah mengantisipasi berbagai bentuk pelanggaran yang diprediksi akan mewarnai Pilgub Jabar 2018, termasuk indikasi kemunculan isu SARA.

"Kita getol menggelar pengawasan partisipatif yang melibatkan masyarakat luas. Kita juga terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seluruh stakeholder," ujarnya.

Namun, bila indikasi isu SARA itu memang benar terjadi di Pilgub Jabar, pihaknya tidak akan pandang bulu untuk menindak tegas pelakunya. Pihaknya bertekad melaksanakan pengawasan yang baik agar martabat demokrasi bisa ditegakkan.

"Tapi sekali lagi, berkaca dari pilkada-pilkada sebelumnya, isu yang berkembang di Jabar ini lebih santun. Masyarakat Jabar ini lebih mengedepankan budayanya, budaya yang santun dan saya kira pasangan calon pun akan berkampanye dengan santun," ujarnya.

Kredit

Bagikan