Geruduk Gedung Sate, massa ini ingatkan ancaman khilafah di Indonesia
Bandung.merdeka.com - Puluhan massa menggeruduk Gedung Sate, Kota Bandung. Aksi dilakukan untuk mengingatkan dan menolak adanya kelompok yang ingin memecah persatuan dan kesatuan dengan penegakan khilafah.
Massa‎ yang tergabung dalam Aliansi Cinta Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu datang ke Gedung Sate, Rabu (12/4) dengan mengusung beberapa tulisan, seperti: Jaga Keutuhan dan Kedaulatan NKRI, Tolak Berdirinya Khilafah di NKRI dan sejumlah tulisan lainnya.
Tak hanya mahasiswa, sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Cinta Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Mereka menolak aktivitas kelompok yang ingin memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami tidak setuju negara khilafah dan sejenisnya di Indonesia. Makannya kita ingatkan di sini. Itu adalah strategi kelompok yang ingin Pancasila dan NKRI hancur. Pancasila merupakan formulasi tepat sebagai ideologi bangsa dan mari katakan tidak untuk ideologi lainnya," kata koordinator aksi Fajar Budhi, pada wartawan.
Dia mengatakan, akhir-akhir ini semakin marak pergerakan radikal dan separatis menggalang dukungan di dalam negeri. "Gerakan itu kami semakin percaya itu organisasi garis keras yang menebar kebencian," imbuhnya.
Fajar mengatakan, pihaknya menginginkan masyarakat menumbuhkan jiwa patriotisme dan kebanggaan sebagai bangsa besar yang merdeka di bawah bendera merah putih. Ia menambahkan, masyarakat harus menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Cinta tanah air itu sebagian dari iman, aksi ini sebagai upaya nyata anak bangsa sebagai bagian dari rakyat yang mencintai keutuhan dan kedaulatan tanah airnya," terangnya dalam aksi damai itu.
Pihaknya mengaku akan melawan kelompok yang ingin memecah belah bangsa. Pihaknya pun akan mendukung penuh TNI dan Polri supaya pencegahan dan penindakan terhadap kelompok maupun perseorangan yang berpotensi menjadi penyebab perpecahan.
"Tindak juga negara-negara asing yang mendukung kegiatan separatisme di Indonesia," ujarnya.