Bagaimana masa depan angkot di Bandung?

user
Muhammad Hasits 11 Maret 2017, 19:44 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan tetap mempertahankan keberadaan angkot di Bandung. Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut, di masa mendatang angkot akan diintergrasikan dengan moda transportasi massal lainnya.

"Nah terkait angkot ini nanti akan kami integrasikan. Yang penting mah si sopir angkot ini tidak menganggur," ujar Emil kepada wartawan, Sabtu (11/3).

Emil mengungkapkan, integrasi yang dimaksud yakni keberadaan angkot nantinya akan menjadi angkutan umum pengumpan (feeder). Terlebih lagi di Kota Bandung akan dibangun berbagai moda transportasi massal seperti LRT dan Cable Car.

"Jadi dia nanti menjadi angkot di daerah feeder (angkutan umum pengumpan) saat sistem transportasi massalnya ada," kata Emil.

Selain itu lanjut Emil, opsi lainnya yakni dengan mengubah angkot ke bus. Tiga unit angkot nantinya akan dikonversi menjadi satu unit bus. "Tahun ini kan sedang diupayakan juga. Jadi enggak ada masalah," ucapnya.

Lebih lanjut Emil mengatakan, selama kedua opsi tersebut belum terwujud, pihaknya akan terus menyempurnakan angkot di Bandung dengan beragam inovasi. Dia mencontohkan salah satu inovasi yang dibuat yakni dengan membuat angkot eksekutif bernama Angklung (angkot keliling Bandung). Angkot ini dilengkapi beragam fasilitas seperti Wifi, AC dan fasilitas lainnya.

"Jadi selama tiga angkot itu belum jadi 1 bus atau terintegrasi dengan LRT ya tentunya eksistensinya terus kita sempurnakan. Ada angklung kan, angkot supaya nyaman dan seterusnya," katanya.

Emil mengimbau kepada pengusaha dan sopir angkot untuk meningkatkan pelayanan. Sehingga masyarakat tetap memilih angkot sebagai moda transportasi umum.

"Mereka instropeksi juga, jangan selalu nyalahin sistem tapi perilaku angkot sendiri banyak mengecewakan masyarakat yang akhirnya berpindah ke opsi opsi online," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Emil menyesalkan peristiwa perusakan mobil Avanza nopol D 1167 UF yang dilakukan oleh sopir angkot di Jalan BKR Kamis (9/3) kemarin. Dia mengatakan, perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan dengan cara-cara yang baik, bukan dengan cara kekerasan.

"Perbedaan pendapat apapun diselesaikan dengan cara yang baik sesuai aturan hukum. Jadi disesalkan ada intimidasi ada kekerasan," ujar Emil.

Menurut Emil, perbedaan pendapat selalu ada dalam setiap pembangunan. Namun untuk menengahi perbedaan-perbedaan itu harus dicari solusinya dengan cara-cara yang santun.

"Jadi kita sesalkan mereka-mereka yang euforia mengintimidasi melakukan pelanggaran hukum. Dan saya ucapkan terima kasih kepada Kapolrestabes yang dengan cepat menangkap oknum yang sudah merusak itu," katanya.

Emil berharap peristiwa serupa tidak kembali terulang di kemudian hari. Dia mengimbau kepada masyatakat untuk mengedepankan dialog dalam menyelesaikan setiap perbedan. "Mudah mudahan jadi pelajaran tidak terjadi lagi aspirasi dengan cara cara kekerasan," ujarnya.

Kredit

Bagikan