JK minta Kementerian PUPR buat 1.000 jembatan sebidang di Jawa

user
Farah Fuadona 24 Januari 2017, 16:46 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta Kementerian PUPR membangun jembatan layang, untuk meniadakan perlintasan sebidang dengan kereta api. Sedikitnya 1.000 jembatan ditargetkan sepanjang Jakarta-Surabaya agar transportasi kereta api itu benar-benar bebas hambatan.

Keinginan pria yang akrab disapa JK itu dilatarbelakangi, ketika dirinya menempuh perjalanan Jakarta-Yogyakarta dengan waktu delapan jam menggunakan transportasi kereta api.  

"Saya bilang naik kereta api ke Yogyakarta saja delapan jam. Apa kita tidak punya kemajuan? Karena terlalu banyak pintu-pintu kereta api. Caranya hindari persimpangan. Sehingga itu harus flyover semua," kata JK dalam sambutan peresmian jembatan layang Antapani, Kota Bandung, Selasa (24/1).

1.000 jembatan layang itu dibuat menurutnya bukan hal mustahil jika melihat pembangunan seperti yang dilakukan di Antapani, Bandung. Pengerjaan jembatan layang di Antapani ini yang menggunakan struktur baja bergelombang dinilai tepat untuk membangun titik-titik lain hingga mencapai 1.000 jembatan. Untuk diketahui pengerjaan jembatan layang Antapani yang hanya menelan biaya Rp 30 miliar dinilai efisien dan waktu yang lebih ringkas sampai 50 persen dibandingkan dengan cara konvensional.

"Kalau harus dibikin Jakarta-Surabaya kereta itu bisa sampai 150 kilometer per jam. Kalau kemarin cuma 75 kilometer per jam. Buat kereta saja, biar tidak ada persimpangan, mencegah kemacetan," ujarnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mewujudkan 1.000 jembatan layang dari Jakarta sampai Surabaya tentu itu harus dilakukan secara bertahap. Baginya pengerjaan itu tidak begitu sulit diwujudkan karena pilot projeknya sudah dilakukan di jembatan layang pelangi Antapani.

‎"1000 itu dari Jakarta sampai Surabaya. Semua harus bertahap diselesaikan. Intinya semua terutama di kota mestinya dengan yang jalan nasional ya, kita akan selesaikan. Karena kalau tidak ada persimpangan sebidang itu speednya bisa dinaikkan minimal 150 kilometer per jam, kalau sekarang cuma 75 kilometer per jam," jelasnya.

Menurutnya pemerintah juga sudah mendapatkan ragam penawaran dari Perdana Menteri (PM) Jepang untuk turut terlibat dalam proyek tersebut. Jika satu jembatan itu menelan Rp 30 miliar artinya pemerintah harus menyiapkan sekitar Rp 30 triliun. "Kalau ini Rp 30 miliar, ada 1000 ya berarti Rp 30 triliun, itu pun dengan spesifikasinya arsitek ini‎," kata Basuki.

Kredit

Bagikan