Makanan tinggi lemak bisa sebabkan kanker usus besar

Ilustrasi makanan tinggi lemak
Bandung.merdeka.com - Makanan menjadi salah satu faktor yang diduga menyebabkan terjadinya kanker usus besar, yaitu tumor ganas di usus besar (rectum, sigmoid, colon). Maka salah satu pencegahan agar terhindar dari kanker usus besar adalah dengan mengatur pola makan.
Internist ahli gastroenterohepatology-endoscopy, dr. Begawan Bestari mengatakan sejauh ini penyebab pasti kanker usus besar masih adalam penelitian. Namun faktor makanan diduga menjadi salah satu penyebab. Faktor penyebab lainnya adalah lingkungan (environmental) dan genetik.
“Beberapa faktor risiko yang berperan adalah inflammatory bowel disease (IBD), adenoma usus besar, riwayat keluarga dengan kanker usus besar, dan makanan tinggi lemak/rendah serat,” kata Begawan Bestari kepada Merdeka Bandung baru-baru ini.
Ia menjelaskan, gejala kanker usus besar bisa dilihat berdasarkan stadium. Pada pasien stadium awal umumnya tidak bergejala, hanya diketahui saat dilakukan screening yang dilakukan pemeriksaan pada darah dan tinja.
Sedangkan pada stadium lanjut, gejala dapat dilihat pada perubahan pola buang air besar (BAB), bisa konstipasi atau diare berlendir hingga berdarah kronik (lebih dari 1 bulan). Hal itu tergantung lokasi kankernya.
“Perubahan bentuk tinja, mengecil, seperti kotoran kambing atau cair, nyeri perut, penurunan berat badan, fatigue seperti lesu, bisa disebabkan anemia karena perdarahan kronik dari kanker usus besar,” ujar Begawan membeberkan sejumlah gejala kanker usus besar.
Ia menuturkan, kebanyakan pasien yang berobat datang saat sudah stadium lanjut. “Sehingga penting sekali untuk melakukan screening untuk deteksi dini adanya kanker usus besar,” ujarnya.
Orang yang perlu melakukan pemeriksaan dini antara lain memiliki riwayat polip atau kanker usus besar, mempunyai Inflammatory Bowel Disease (IBD) seperti ulcerative colitis atau Crohn’s disease, riwayat keluarga dengan polip atau kanker usus besar.
“Screening bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah samar pada tinja atau kolonoskopi oleh spesialis penyakit dalam atau konsultan gastroenterology,” katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak