Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda luncurkan buku Duduh Abdurahman

PP-SS luncurkan buku kritikus film Bandung
Bandung.merdeka.com - Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS) meluncurkan buku tentang Duduh Abdurahman, seniman dan kritikus seni terkemuka kelahiran Bandung. Buku berjudul Tapak Lacak Duduh Abdurahman itu diluncurkan di Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung, Sabtu (28/5).
Duduh Abdurahman merupakan pria kelahiran Ciwidey, Kabupaten Bandung, 26 Mei 1939, meninggal di RS Imanuel Bandung 1 Oktober 2008. Pada 1999, duduh mendapat Hadiah Sastra Rancage, hadiah sastra Sunda paling bergengsi di Indonesia.
Di dunia seni, Duduh dikenal sebagai sosok multitalenta. Ia bermain dalam film Si Kabayan 1 sampai 4. Ia juga menulis kritik film. Salah satu kritiknya menjadi nomine Penulisan Kritik Film Festival Film Indonesia (FFI) 1983.
Ketua PP-SS Cecep Burdansyah mengatakan, rencana pembuatan buku tentang Duduh sudah muncul sejak Juli 2014. Dari situ muncul rencana penulisan biografi.
"Tetapi penulisan buku biografi akan memakan waktu lama, belum lagi penulis yang berpengalaman menulis biografi jumlahnya minim," kata Cecep Burdansyah dalam sambutannya.
Lalu muncul opsi untuk mengumpulkan tulisan tentang Duduh dari sejumlah kolega seangkatan Duduh maupun angkatan muda.
"Hingga April 2016, Alhamdulillah naskah sudah 50 persen. Lalu akhir April ada 33 naskah," kata Cecep yang juga menjadi editor buku.
Sehingga buku tersebut menjadi semacam antologi, meski di antara 33 penulis ada yang melakukan pendekatan biografis.
"Duduh Durahman dikenal sebagai kritikus yang egaliter. Kritik-kritiknya lebih apik, berbeda dengan Ajip Rosidi yang kritiknya langsung jeger," ungkap Cecep.
Peluncuran buku yang diwarnai bedah buku dan pementasan monolog Saung Sastra Lembang dan pembacaan puisi Godi Suwarna itu dihadiri sejumlah sastrawan Sunda, antara lain Ajip Rosidi, Abdullah Mustofa, Saini KM, serta perwakilan keluarga.
Perwakilan keluarga, Cecep Chardana mengatakan, Duduh Durahman juga berprofesi sebagai guru. Meski sudah meninggal hingga kini karyanya berupa kitik sastra, cerpen, lakon dan lain-lain."Meski sudah meninggal dunia, beliau namanya masih hidup. Duduh adalah dulur, sobat, kolega dan guru yang talen di bidangnya," kata adik kandung Duduh.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak