Sebelum dan setelah kehamilan perlu asupan gizi dan nutrisi
Bandung.merdeka.com - Ibu hamil kadang-kadang suka dihinggapi rasa malas makan, terutama di awal-awal kehamilan. Padahal kehamilan membutuhkan asupan makanan yang cukup, terutama makanan bergizi dan bernutrisi.
Nutrisi dan gizi bukan hanya berperan besar bagi ibu hamil tetapi bagi janin yang dikandungnya. “Asupan gizi dan nutrisi berperan besar bagi kesehatan bayi baik selagi dalam kandungan maupun saat sudah dilahirkan,” kata spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Wawang S. Sukarya, kepada Merdeka Bandung.
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung ini menjelaskan, jika ibu hamil kurang mendapat asupan gizi dan nutrisi dikhawatirkan berat badan dan daya tahan tubuh bayi serta pertumbuhan janin akan terhambat (PJT/Intra Uterine Growth Restriction).
“Maka asupan gizi dan nutrisi penting baik sebelum maupun di saat kehamilan,” tambahnya.
PJT bisa dilihat dari usia kehamilan dan berat badan bayi. Misalnya pada umur kehamilan 37 minggu seharusnya berat badan bayi minimal 2,5 kilogram, namun karena PJT berat badan bayi menjadi kurang dari 2,5 kilogram. Salah satu masalah bayi PJT adalah trombosit (sel darah merah) yang kurang.
“PGT itu berat badan rendah kurang dari 2,5 kilogram tidak sesuai dengan umur kehamilannya, trombositnya kurang baik,” jelasnya.
Bayi yang mengalami PJT hidupnya penuh risiko, antara lain daya tahan tubuhnya yang lemah membuat angka kesakitannya meningkat, mudah komplokasi berbagai penyakit hingga angka kematian yang tinggi. “Bayi dengan PJT perlu penanganan khusus,” ujarnya.
Ia menjelaskan, PJT bisa diketahui selagi bayi masih dalam kandungan. Lebih jelas lagi jika bayi itu baru dilahirkan. Maka dalam persalinan ada istilah satu jam pasca kelahiran anak harus mendapat perhatian super.
“Tapi perhatian itu bukan hanya pada bayi PJT saja, tetapi untuk semua bayi. Setelah satu jam pertama bukan berarti perhatian dikendurkan. Perhatian ekstra pada bayi baru lahir terjadi hingga 7 hari sampai 28 hari mengingat dalam usia tersebut kondisi semua bayi rentan terhadap berbagai gangguan,” kata Wawang.
Bahkan di Indonesia, perhatian ekstra untuk bayi yang baru lahir bisa sampai usia setahun. Ini tidak lepas dari masih tingginya angka kematian bayi yang disebabkan penyakit-penyakit infeksi.
Menurutnya, penyakit infeksi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi di Indonesia. Sehingga pencegahan terjadinya infeksi pada bayi harus ditingkatkan.
“Contohnya kematian bayi akibat hipotermi (rendahnya suhu bayi dibandingkan suhu ruangan) menunjukkan pentingnya persalinan yang bersih dan aman,” ujar dia.