Beri kenyamanan hidup, Telkom lakukan bedah rumah bagi pensiunan
Bandung.merdeka.com - Memberikan kenyamanan hidup bagi para pensiunan Telkom dalam hal ini adalah kenyaman tempat tinggal, Badan Otonom Bedah Rumah Persatuan Pensiunan Telkom (Batom BR P2TEL) melakukan bedah rumah bagi mereka yang tinggal dirumah tak layak huni.
Sedikitnya 152 rumah pensiunan tak layak sepanjang tahun ini telah diperbaiki Batom BR P2TEL yang disokong Direktorat Human Capital Management (HCM) PT Telkom.
Jika direkapitulasi, program yang berjalan sejak tahun 2013 ini telah merenovasi total 279 rumah pensiunan di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Alor Nusa Tenggara Timur, dengan rerata renovasi rumah berkisar Rp30 juta per bangunan.
Ketua Batom BR P2TEL, Mustadjab Admodihardjo mengatakan, Direktorat HCM mulai tahun ini mensokong sebagai unit dengan dana total sokongan Rp5 miliar lebih. Bujet ini disalurkan melalui unit di bawah HCM PT Telkom yakni Yayasan Kesehatan (Yakes) Telkom, Dana Pensiunan (Dapen) Telkom, dan Community Developement PT Telkom.
"Sejak 2015 sebenarnya sudah ikut terlibat bedah rumah namun lebih ke inisiatif unit, bukan direktorat. Tahun 2017 ini ada SK yang ditandantangani Direktur HCM Telkom [Herdy Harman, red] guna renovasi 152 rumah dan ini akan renovasi 153 rumah dari Juli 2017 hingga ulangtahun Telkom ke-53 pada 6 Juli 2018," ujar Mustadjab, Jumat (8/9).
Menurut dia, penerima program adalah karyawan Telkom dengan kriteria antara lain janda/duda pensiunan, memiliki manfaat pensiunan bulanan tidak lebih dari Rp 1 juta, serta memiliki tanah dengan sertifikat sendiri. Penerima diusulkan dari 114 cabang P2Tel se-Indonesia, untuk kemudian dievaluasi dan diputuskan Batom BR P2TEL.
Renovasi sendiri ditargetkan selesai 21 hari dengan kustomisasi renovasi akan menyesuaikan kondisi di lapangan, termasuk pemberdayaan lingkungan sekitar, sehingga pensiunan akhirnya memperoleh bangunan jauh lebih layak dari sebelumnya.
Selain membedah 152 rumah tahun ini dan rencana 153 bangunan untuk tahun depan, program sudah diimplementasikan sebanyak 15 rumah di tahun 2013, 36 rumah (2014), 25 rumah (2015), serta 46 rumah (2016). Jika dua tahun awal terfokus di Pulau Jawa, maka program diterapkan Pulau Jawa dan Luar Jawa sejak tahun 2015 lalu.
"Prinsipnya kami sejalan dengan spirit Direktorat HCM Telkom beberapa tahun terakhir ini yang perhatikan karyawan dari masuk hingga pensiun. Selain bantu renovasi, sudah dua tahun ini pensiunan memperoleh THR dari direksi periode sekarang," katanya.
Mustadjab mengatakan, persepsi publik tentang Telkom selalu memadai. Namun faktanya, terutama pensiunan tahun 2002 ke bawah, uang pensiunannya sangat tidak memadai sehingga terpaksa tinggal di rumah tidak layak sekaligus tidak sehat.
Setelah bergerak sendiri tahun 2013 lalu dengan mencari mitra PT Telkom, juga para donatur, program memulai dengan sulit dan swamandiri. Setelah terbukti berhasil membedah dengan efektif dan efisien, kepercayaan pun datang dari berbagai pihak secara signifikan.
Batom BR P2TEL mencatat, dari 33.000 anggotanya, diprediksikan ada 9.000-an anggotanya yang memiliki manfaat pensiunan bulanan terbatas. Dan dari angka tersebut, baru 279 rumah yang telah dibedah sehingga program harus terus digerakkan.
"Obsesi kami ke depan adalah membuat rumah deret untuk pensiunan PT Telkom yang masih ada yang belum punya rumah sendiri. Bakal lahan tersedia di kawasan Telkom University di Dayeuhkolot, tinggal izin dan legalitas yang belum keluar," pungkasnya.