Lebih mengenali diri sendiri dengan ikut ajang kecantikan
Bandung.merdeka.com - Mengikuti ajang kecantikan ternyata bisa membuat Hanifa Paramitha Siswanti lebih mengenali diri sendiri. Hal ini akhirnya membuat dara berusia 25 tahun itu semakin rutin mengikuti beragam perlombaan.
Bermula ketika tahun 2012. ia iseng-iseng mengikuti pemilihan Duta Kanker Serviks. Tanpa disangka perempuan yang akrab disapa Ifu itu lolos di tahap seleksi. Walaupun tak berhasil keluar sebagai pemenang. Ifu tak kecil hati, ia justru merasa senang.
Tak pantang menyerah, setahun kemudian Ifu mengikuti ajang World Muslimah hingga masuk finalis 20 besar. Mengikuti masa karantina membuat Ifu lebih banyak mengetahui bakatnya yang selama ini tak disadarinya.
"Aku belajar banyak. Dengan mengikuti ajang seperti itu, aku jadi tahu sebenarnya kapasitas aku di mana, dan juga membuat aku belajar banyak hal baru," ujar perempuan kelahiran Cimahi, 16 Maret 1990 itu kepada Merdeka Bandung.
Masih di tahun yang sama, Ifu mengikuti ajang Mojang Jajaka Kabupaten Bandung dengan menggondol piala Juara Harapan 1. Dari situ ia mendapat banyak tugas untuk datang ke berbagai daerah.
"Ditugaskan ke Pangandaran dan ke Jakarta menjadi perwakilan Jawa Barat dari Kabupaten Bandung. Seneng banget karena bisa kenal banyak orang dan bisa tahu banyak hal seperti saat itu ke daerah-daerah yang belum pernah aku datangi," jelasnya.
Tahun berikutnya, sulung dari dua bersaudara ini mengikuti ajang Putri Muslimah yang diselenggarakan di sebuah televisi swasta. Tanpa persiapan apa-apa, ternyata Ifu lolos ke babak 10 besar dan mengikuti karantina.
"Enggak nyangka masuk 10 besar, tapi ya memang belum rezekinya jadi juara. Aku sih ngambil prlajarannya saja karena bagiku kompetisi bukan mengalahkan orang tapi mengalahkan ego diri sendiri. Saat kita bilang saya pasti menang, itu enggak boleh karena egonya keluar. Jadi harus tetap low profile," ujar perempuan yang kini menjalani profesi sebagai penyiar di TVRI.
Baginya, yang penting adalah bisa menjadi yang terbaik bagi diri sendiri. Selama karantina itu, ia mempelajari karakter orang seperti kontestan yang memang ambisius ingin menggondol gelar juara. Dengan beberapa kali mengikuti ajang seperti itu, mengajarkan Ifu arti sebuah kesabaran dan menjaga diri untuk tetap bersikap rendah hati.