Sejarah di balik nama Jalan Dipati Ukur Bandung

Oleh Mohammad Taufik pada 08 Desember 2015, 16:12 WIB

Bandung.merdeka.com - Bandung mungkin menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki nama Jalan Dipati Ukur. Jalan ini menghubungkan Dago (Jalan Ir H Djuanda) dengan Pasupati. Nama jalan ini diambil dari Dipati Ukur, tokoh legendaris Bandung yang hidup di masa penjajahan Mataram abad ke-17, ketika kekuatan Belanda masih lemah.

Seniman Yayasan Pusat Kebudayaan, Wigandi Wangsaatmadja mengatakan, kisah Dipati Ukur diceritakan para orangtua secara turun-temurun. Ceritanya banyak versi dan sepotong-sepotong.

"Dari cerita orangtua saya, Dipati Ukur sebenarnya ada dua orang. Dipati Ukur Wangsanata yang tinggal di Tatar Ukur (kini Kota Bandung) dan Dipati Ukur Agung yang tinggal di Kabupaten Bandung," tutur Wigandi, saat berbincang dengan merdeka Bandung, Selasa (20/10).

Dipati Ukur Wangsanata merupakan tokoh yang awalnya mengabdi kepada Sultan Agung Mataram. Pada masa itu, Bandung dan sekitarannya berada dalam kekuasaan Kerajaan Mataram. Namun Dipati Ukur Wangsanata kemudian memberontak ingin memisahkan Bandung dari Mataram.

Sepulangnya dari Mataram, Dipati Ukur Wangsanata menikah dengan puteri Dipati Ukur Agung. Dipati Ukur Wangsanata pun meneruskan kekuasaan Dipati Ukur Agung. Dulu dalam buku sejarah sekolah malah ada dua buku, Dipati Ukur I dan Dipati Ukur II. Karena tokoh Dipati Ukur itu ada dua sebenarnya. Namun pada perkembangan berikutnya kok seolah-olah Dipati Ukur cuman ada satu tokoh, ungkap mantan Direktur Harian YPK ini.

Pria 82 tahun tersebut mendengar cerita Dipati Ukur dari leluhurnya. Ayah Wigandi, yaitu Wangsaatmadja yang merupakan seorang camat di masa Belanda.

Menurut dia, Dipati Ukur yang dikenal heroik dan pemberontak adalah Dipati Ukur Wangsanata pulang dari Mataram. Di Bandung ia menggalang kekuatan untuk memberontak, agar kerajaan-kerajaan di pasundan tidak tunduk pada Mataram.

Ia pun menjadi sosok yang paling dicari oleh pemerintahan Mataram. Dipati Ukur Wangsanata hidup bergerilya, banyak warga yang menutupi keberadaannya. Hal ini membuat sosok Dipati Ukur Wangsanata penuh misteri, kadang campur dengan mitos.

Kematian Dipati Ukur Wangsanata pun banyak versi. Ada yang menyebut dia tewas dalam hukuman mati di Alun-alun Mataram, tapi ada juga yang menyebutkan bahwa dia sebenarnya tidak berhasil ditangkap, tetapi hidup dalam persembunyiannya.

"Makamnya mungkin ada sembilan versi, ada yang menyebut dimakamkan di Mataram, ada yang menyebut dimakamkan di Majalengka, di Bandung, di Soreang dan lain-lain," katanya.

Ia menambahkan para sejarawan memiliki tugas besar untuk mengungkap sejarah hidup Dipati Ukur. Meski tokoh sejarah, Dipati Ukur bisa dibilang sosok yang misterius, masih sedikit sejarawan mengulas kehidupannya.

Tag Terkait