Cerita di balik perhelatan cabang olahraga catur PON di Jabar

Oleh Muhammad Hasits pada 19 September 2016, 12:35 WIB

Bandung.merdeka.com - Cabang olahraga (cabor) catur pada PON XIX/2016 memiliki daya tarik tersendiri. Cabor ini tidak dibatasi usia, diikuti atlet tua muda dari berbagai daerah di Indonesia.

Arena cabor catur dipusatkan di pusat Kota Bandung, tepatnya di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika. Dibandingkan cabor lain, cabor catur dipertandingkan secara tertutup. Penonton hanya bisa melihat melalui jendela kaca atau layar proyektor.

Cabor catur terdiri dari kategori catur cepat, klasik dan beregu (mix). Berbeda dengan di bagian dalam arena yang terkesan kaku, di bagian luar arena catur tampak cair.

Banyak atlet maupun official yang bercengkrama di bagian luar arena. Mereka tampak santai terutama yang berada di luar hotel.

Mungkin cabor ini satu-satunya cabor yang atletnya banyak merokok seperti yang terlihat di area luar Hotel Savoy Homann. "Saingan terberat di cabor ini datang dari kontingen tuan rumah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur," kata salah seorang atlet catur Papua, Johannes Nuda (46) kepada Merdeka Bandung, Minggu (18/9).

Atlet catur Papua, kata dia, banyak yang belum berhasil meraih medali di cabor ini. Kendati demikian para atlet dari provinsi paling timur ini tetap semangat mengikuti PON.

Semua atlet catur Papua menginap di Hotel Savoy Homann. Disinggung mengenai kemacetan yang kerap melanda Bandung, ia mengaku tahu.

"Sudah biasa, kemarin juga kita macet," katanya.

Ia menuturkan, pertama kali tiba di Bandung langsung diajak ke daerah Jalan Ciumbuleuit, daerah wisata yang kerap dilanda kemacetan.