Jokowi: Jagung saja harus impor, kebangetan!
Presiden Jokowi
Bandung.merdeka.com -Â Presiden Joko Widodo kesal karena untuk memenuhi kebutuhan jagung di dalam negeri masih impor. Seharusnya, bangsa sebesar Indonesia tidak perlu impor jagung.
"Jagung kita masih impor 3,2 juta ton. Masa nanam jagung saja enggak bisa, kebangetan!," ujar Jokowi saat ditemui dalam acara Sosialisasi Program Amnesti Pajak di Intercontinental Hotel, Senin (8/8).
Tak hanya soal jagung, Jokowi juga memfokuskan permasalahan pada berbagai bahan yang harus diimpor. Padahal, kata dia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memproduksi sendiri bahan pangan tersebut.
"Soal gula, saya sudah ngomong sama menteri. Masa harus impar impor impar impor. Yang punya uang, masukan sini biar kita tidak perlu lagi impor dan bisa produksi sendiri. Indonesia ini bisa kok, tidak usah impor," jelasnya.
Sementara itu, Jokowi menjabarkan banyak peluang usaha yang bisa dibangun di Indonesia dan bisa menarik banyak tenaga kerja seperti industri garmen.
Menurutnya, industri garmen sangat dibutuhkan. Tak hanya itu, manufaktur serta usaha dibidang makanan juga peluangnya sangat banyak. Maka dari itu, ia mengajak pelaku usaha untuk melihat peluang tersebut.
"Untuk dibidang perikanan, setelah kapal asing ditenggelamkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, 7 ribu kapal berhenti. Sekarang saatnya membangun industri pengalengan ikan, jangan diambil sama orang lain," kata dia.
Tag Terkait
Penataan Aset dan Piutang Jadi evaluasi Pemkot Bandung di Akhir Tahun 2018
Pejabat di Pemkot Bandung Diminta Rajin Bikin Inovasi
Pemkot Samarinda belajar penataan PKL ke Kota Bandung
Plh Sekda nilai penolakan APBD-P tak pengaruh terhadap program SKPD
Demi wujudkan opini WTP, seluruh kepala SKPD tandatangani kesepakatan
2019, Kota Bandung targetkan dapat WTP dari BPK
Oded tunjuk Ema Sumarna sebagai Plh Sekda Kota Bandung
Isi surat balasan Oded kepada gubernur keukeuh ajukan Ema Sumarna jadi sekda
Musim hujan telah tiba, Pemkot Bandung kerahkan gober
Wali Kota Bandung gencar sosialisikan program 'Kang Pisman' ke sekolah-sekolah