Presiden Jokowi : Indonesia bersyukur miliki Pancasila
Bandung.merdeka.com - Presiden Joko Widodo mengaku bersyukur Indonesia memiliki Pancasila. Ia mencermati saat ini banyak negara di dunia, termasuk negara maju terlihat sedang gelisah.
"Toleransi mereka terkoyak, solidaritas sosial mereka terbelah, ketertiban sosial mereka terganggu. Mereka dihantui terorisme, ekstrimisme, dan radikalisme," ujar Presiden saat memberikan pidatonya di acara Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (1/6).
Menurut Presiden, bangsa-bangsa itu juga goyah dalam mengelola keragaman dan perbedaan yang mereka miliki. Mereka juga masih mencari referensi nilai dalam menghadapi tatanan dan tantangan itu.
Presiden mengungkapkan bahwa dalam kunjungan kerja dan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin negara di dunia yang telah dilakukan sebelumnya, Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai negara yang mampu menjaga toleransi di tengah-tengah perbedaan sekaligus menjadi referensi bagi dunia. Bentangan pulau yang mencapai 17 ribu pulau dengan beragam etnis dan agama tidak menjadi penghalang bagi Indonesia untuk menjadi negara demokratis sekaligus membangun perdamaian dan toleransi.
"Pengakuan itu saya dengar langsung dari pemimpin negara-negara besar dunia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita memiliki Pancasila," kata Jokowi
Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat Indonesia untuk bersyukur karena telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup yang digali oleh Bapak Bangsa, Bung Karno. Dirinya yakin dengan mengamalkan Pancasila, Indonesia bisa mengatasi semua permasalahan yang ada dan keluar sebagai pemenang dalam era kompetisi sekarang ini.
"Sebagai bangsa, kita harus bersyukur memiliki Pancasila. Dengan dasar negara Pancasila, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak optimis, kita harus optimis menyongsong masa depan, kita harus percaya diri bahwa kita bisa memenangkan kompetisi global sebagai bangsa pemenang," ucapnya
Jokowi juga mengingatkan, syarat utama untuk maju sebagai bangsa pemenang ialah mau bekerja keras dan bergotong royong sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bung Karno di depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945.
âGotong royong adalah pembantingan tulang bersama, Pemerasan keringat bersama, Perjuangan bantu-membantu bersama, Amal semua buat kepentingan semua, Keringat semua buat kebahagiaan semua. Itulah syarat utama untuk maju menjadi pemenang....gotong royong!," tegasnya.
Presiden yang hadir didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengingatkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara harus diketahui asal-usulnya oleh Bangsa Indonesia dari generasi ke generasi.
"Pancasila harus diamalkan. Pancasila harus menjadi ideologi yang bekerja. Pancasila harus dijaga kelanggengannya," kata Jokowi.