Peran pemuda di peringatan KAA ke-61

Oleh Farah Fuadona pada 02 April 2016, 21:39 WIB

Bandung.merdeka.com - Museum Konferensi Asia Afrika tengah siap-siap memeringati 61 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Tahun ini, tema peringatan konferensi yang menginspirasi kemerdekaan negara-negara di dunia itu adalah Fostering The Asian African Youth Solidarity atau memajukan solidaritas pemuda Asia Afrika.

Kepala Museum KAA Thomas Ardian Siregar  menjelaskan, tema tersebut dipilih karena sudah saatnya anak muda lebih berperan khususnya dalam membangun solidaritas antara negara-negara di benua Asia dan Afrika.

“Kita lihat pemuda seharusnya punya peran. Dan kita lihat di Museum KAA kita punya komunitas, kita punya potensi, saya kira ini waktu yang tepat,” kata Thomas, kepada Merdeka Bandung.

Ia merujuk pada Konferensi Asia Afrika yang ke-60 tahun lalu, di mana digelar pula Konferensi Mahasiswa Asia Afrika yang kedua setelah konferensi pertama digelar tahun 1956 atau setahun setelah KAA 1955.
 
“Ini momennya bagus, setelah kita evaluasi, apa yang generasi muda bisa lakukan untuk menguatkan solidaritas Asia Afrika,” katanya.
 
Saat ini, persiapan peringatan KAA sudah siap 90 persen. Pihaknya juga akan menyebar undangan melalui Kementerian Luar Negeri. “Insyaallah lancar. Mohon doanya,” katanya.
 
Untuk diketahui, KAA dilatarbelakangi berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945. Namun akhir perang masih menyisakan penjajahan atau kolonialisme. Lalu muncul dua kekuatan besar yang menimbulkan Perang Dingin antara Blok Barat (AS dan skutunya) dan Blok Timur (Uni Soviet).
 
Indonesia kemudian mengusulkan digelarnya Konferensi Asia Afrika di Bandung. KAA yang berlangsung 18-24 April adalah sikap negara-negara di Asia dan Afrika dalam menolak bentuk kolonialisme dan imperialisme. KAA juga menjadi penyeimbang Perang Dingin.