Inilah cita-cita mulia Dian, penjual minuman cantik masih SMA
Bandung.merdeka.com - Punya paras cantik dan manis, tak jarang membuat para pria menggoda Dian Divstiani Budi Putri. Penjual minuman botol dan kemasan itu tak serius menanggapi godaan seperti itu. Dara kelahiran Bandung itu justru membalasnya dengan candaan saja.
"Iya suka ada sih, ada yang nanya-nanya. Bahkan ada yang pernah minta nomor telepon, tapi enggak dikasih ah, lagi pula penjual di sini sudah kenal semua, apalagi bapak saya sudah 16 tahun jualan di sini," kata Dian saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (19/3).
Saat berjualan, penampilan Dian memang cukup menarik perhatian. Tubuhnya yang tinggi, rambut terurai lepas tak jarang pembeli. Apalagi senyumnya yang manis, membuat para pria betah.
Dian menjajakan minuman botol dan kemasan di depan Masjid Al-Ukhkuwah Bandung. Adapun ayahnya Budi Santoso menjual mie ayam. Dara yang saat ini duduk di kelas 2 SMA Pasundan 1 Bandung membantu orang tua untuk bisa terus melanjutkan sekolah.
Bahkan dia sudah membidik universitas negeri di Bandung untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. "Iya aku ingin masuk kuliah, sudah punya tujuan juga. Aku bantu karena ingin membesarkan usaha orang tua saya yang sudah lama jualan di pinggir jalan," terangnya.
Dia mengatakan, tidak malu berjualan di pinggiran jalan. Yang malu itu justru mencuri. Apalagi jualan dengan hasil yang halal.
"Malu? Enggaklah. Ini-kan semua halal. Justru kewajiban kitakan bisa bantu orang tua. Pesan orangtua saya kalau susah bantu orangtua, akan susah mendapatkan bantuan dari orang lain," tutur Dian yang memiliki senyum manis tersebut.
Sementara sosok Dian Divstiani Budi Putri di mata sang ayah, Budi Santoso (40) adalah orang yang baik dan bertanggung jawab. Sejak kecil dididik prihatin agar tahu betapa sulitnya mencari uang.
Kata Budi, dara kelahiran Bandung 17 tahun silam itu sering diajak berdagang mulai dari jual mie ayam, sampai minuman botol. Menurutnya semua pekerjaan adalah mulia asalkan didapat dengan cara halal.
"Dia dari SMP sudah diajak. Yang penting tidak ganggu sekolahnya. Awalnya memang masih malu-malu, sampai nangis. Tapi lambat laun, malah dengan sendirinya sering bantu," ujar Budi.
Budi menjajakan mie ayam di gerobaknya. Sedangkan Dian menjual minuman botol dan kemasan yang bersebalahan dengan ayahnya. Jumat di lokasi memang begitu ramai. Di sela perbincanganpun Budi dan Dian sesekali meladeni pembeli yang hilir mudik.
Dia mengaku, usaha dagangnya yang dirintis sejak 16 tahun lalu diharapkan bisa dilanjutkan dengan cara profesional oleh Dian. Selepas SMA Dian dipersilakan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Saya ingin dia kuliah. Biar sukses, biar nanti makanannya dikelola lebih baik sama anak saya," terangnya.